Virus Corona
Donald Trump Klaim AS Telah Lewati Puncak Wabah Covid-19, Saat Angka Kematian Melonjak
Presiden AS Donald Trump mengklaim negaranya telah melewati puncak wabah virus corona, meski lonjakan kematian dilaporkan.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump mengklaim negaranya telah melewati puncak wabah virus corona.
Berdasar data worldmeters, Covid-19 dilaporkan telah menginfeksi lebih dari 644.348 orang di AS per Kamis (16/4/2020) pukul 14.45 WIB.
"Sementara kita harus tetap waspada, jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," kata Trump saat briefing di Gedung Putih bersama Gugus Tugas Covid-19, Rabu (15/4/2020) yang dikutip Tribunnews dari CNBC.
"Pertempuran berlanjut, tetapi data menunjukkan secara nasional, kita telah melewati puncaknya pada kasus-kasus baru," tambahnya.
Lebih jauh, Trump mengatakan, di New York, kasus infeksi baru telah menurun.
Baca: New York Isyaratkan Bakal Cabut Lockdown COVID-19, Buka Kembali Bisnis dan Sekolah
Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV

Sebagaimana diketahui, New York merupakan wilayah yang paling terpukul dengan kasus infeksi virus corona.
Trump menambahkan, di Denver dan Detroit mencatat kasus infeksi yang 'datar'.
Sementara kota lain, termasuk Baltimore dan Philadelphia, menunjukkan tanda-tanda 'sukses besar'.
"Beberapa negara sedang melihat, negara bagian lain, mereka mengatakan, saya tidak bisa membayangkan apa yang mereka alami karena tidak dalam posisi tersebut," ungkap Trump.
"Mereka dalam kondisi sangat baik," klaim Trump.
Trump akan Membuka Kembali AS pada Kamis
Presiden AS itu mengatakan, ia akan membahas pedoman untuk membuka kembali negara tersebut pada Kamis.
Terkait rencana Trump, gubernur tujuh negara bagian di Pantai Timur dan tiga negara bagian di Pantai Barat telah mengumumkan agar kelompok kerja regional mengoordinasikan pembukaan kembali wilayah tersebut.
"Saya menggunakan setiap otoritas yang tersedia untuk mempercepat pengembangan, studi, dan pemberian perawatan," katanya.

Koordinator Respons Coronavirus Dr Deborah Birx mengatakan, selama enam hari terakhir kasus baru telah menurun di seluruh negeri.
Birx menambahkan, sembilan negara bagian memiliki masing-masing kurang dari 1.000 kasus dan melaporkan kurang dari 30 kasus baru per hari.
Namun, Birx menagtakan, pemerintah prihatin dengan Providence, Rhode Island yang terjebak di antara dua titik 'panas', New York dan Boston.
Birx menambahkan, sekarang adalah waktu untuk terus berlatih menjaga jarak sosial.
Wali Kota New York Menghitung Angka Kematian Lebih Rendah
Bahkan, ketika menurut Gedung Putih tingkat infeksi tampaknya menurun di seluruh negeri, Wali Kota New York Ciry Bill de Blasio angkat bicara.
de Blasio mengakui bahwa kota itu kemungkinan menghitung lebih rendah kematian karena Covid-19 pada Rabu (15/4/2020).
Pada Selasa, (14/4/2020), pejabat NYC mengatakan, mereka akan mulai menghitung 'kemungkinan' kematian karena Covid-19.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki tes laboratorium dengan hasil positif, tetapi diyakini telah meninggal dunia karena virus corona.
Baca: VIDEO Belasan Mayat Dimasukkan ke Truk Berpendingin di NYC, 790 Orang Meninggal Dunia akibat Corona
Baca: Fakta Unik Eternal Flame Falls, Air Terjun di New York yang Terkenal dengan Api Abadinya
Department of Health and Mental Hygiene NYC memperkirakan ada 3.778 kemungkinan kematian Covid-19 sejak 11 Maret 2020 yang sebelumnya tidak tercatat dalam penghitungan resmi.
Sejauh ini ada lebih dari 6.500 kematian karena Covid-19 yang dikonfirmasi di NYC.
"Saya ingin seluruh kebenaran teruangkap," kata de Blasio, Rabu (15/4/2020) dalam jumpa pers.
"Apa pun fakta yang akan membawa kita, saya ingin seluruh kebenaran terungkap," tegasnya.
"Tentu saja saya percaya ada lebih banyak orang yang meninggal karena Covid-19," terangnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)