Virus Corona
China Bangun Rumah Sakit Darurat Baru di Tengah Kekhawatiran Munculnya Gelombang Kedua Virus Corona
China Bangun Rumah Sakit Darurat Baru di Tengah Kekhawatiran Munculnya Gelombang Kedua Virus Corona
TRIBUNNEWS.COM - Para pekerja di salah satu kota di China yang berbatasan dengan Rusia, menghabiskan waktu 6 hari mengubah gedung 13 lantai menjadi rumah sakit darurat untuk pasien virus corona.
Rumah sakit baru yang terletak di Suifenhe itu memiliki 580 ranjang rumah sakit.
Dilansir Daily Mail, Rusia menjadi sumber kasus imported Covid-19 di China.
Sebagian besar pasien adalah warga China yang menjalankan bisnis di negeri tetangga.
Kasus impor dan pasien asymptomatic, yaitu pasien yang tak memiliki gejala namun masih bisa menularkan virus, menjadi perhatian besar China saat ini setelah China berhasil menekan penyebaran virus corona dari kasus total 80 ribuan hingga kasus aktif saat ini 1000-an saja.
Baca: China akan Lakukan Uji Klinis 2 Vaksin Covid-19 ke Manusia

Dengan populasi penduduk sekitar 70 ribu, Suifenhe memiliki setidaknya 243 kasus positif Covid-19 dari imported case dari total 1000 kasus terkonfirmasi dan suspected case.
Lebih dari 100 orang di daerah tersebut dinyatakan positif mengidap Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala.
Dari semua kasus impor China, setengahnya berasal dari Rusia.
Kota terpencil di Provinsi Heilongjiang itu dikunci penuh Rabu (8/4/2020) lalu.
Baca: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 Baru di China, Muncul Kekhawatiran Virus Corona Gelombang Kedua
Pada hari yang sama, bekas pusat virus corona, yaitu Wuhan, yang berjarak lebih dari 2.600 kilometer dari Suifenhe, justru mencabut lockdown.
Kemarin (14/4/2020), pejabat kesehatan Heilongjiang melaporkan 79 'kasus impor' baru di wilayah itu, termasuk 65 pasien tanpa gejala.
Rumah Sakit Darurat Disiapkan sejak 6 April

Para pekerja dan sukarelawan di Suifenhe mulai mengubah gedung bekas kantor menjadi rumah sakit sementara pada 6 April.
Proyek ini sebagian besar telah selesai pada 11 April.
Sembilan dari 13 lantai rumah sakit akan didedikasikan untuk merawat pasien COVID-19 tanpa gejala, ujar China Central Television Station pada hari Minggu.