Virus Corona
Cerita Pilu Petugas Medis di Italia, Trauma akibat Kematian Rekan Kerja dan Takut Tularkan Keluarga
Petugas medis di Italia telah mengalami trauma akibat kematian rekan kerjanya, bahkan mereka takut menularkan kepada keluarga.
TRIBUNNEWS.COM - Para petugas medis di Italia kini merasakan trauma.
Pada Minggu (5/4/2020) malam, 80 dokter dan 21 perawat telah kehilangan nyawanya karena COVID-19 sejak Februari lalu.
Sementara itu, dua perawat lainnya memilih untuk mengakhiri nyawa mereka sendiri.
Ketika petugas medis berduka atas kehilangan rekan kerja mereka, mereka juga dituntut bekerja di garda terdepan untuk merawat orang yang telah terinfeksi dan berada dalam karantina.
Di Italia, lebih dari 12.000 petugas kesehatan telah dites positif untuk virus corona.
Di satu rumah sakit saja di Bresica, Lombardy, lebih dari 300 staf telah terinfeksi.
Walikota Lombardy meminta lebih banyak dukungan setelah tempat tidur di perawatan intensif Spedali Civili harus kosong karena kurangnya staf yang sehat.
Dikutip dari Sky News, Profesor Francesco Castelli, direktur Unit Penyakit Infeksi di Spedali Civili, menggambarkan dampak psikologis para stafnya.

Baca: Taiwan Diakui Secara Global Miliki Respon Terbaik dalam Tangani Virus Corona
"Kami saling bertanya siapa yang akan menjadi (korban kematian -red) berikutnya."
"Tentu saja secara psikologis kami terkena dampak, karena selain rekan kerja, kami adalah teman," katanya.
Di atas tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tempat kerja, staf sangat takut menularkan virus ke keluarga mereka sehingga mereka merasa terisolasi di rumah.
"Kita semua memiliki kekhawatiran jika membawa penularan ke rumah kita," kata profesor itu.
"Kami hidup selama satu bulan terisolasi di rumah."
"Karena kami juga takut untuk mentransfer penularan kepada orang yang kita cintai," jelasnya.
"Jika menyatukan semua itu, beban kerja, kelelahan, kelelahan ... itu cukup menuntut secara psikologis," ungkapnya.