Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Antisipasi Terpapar Corona, Italia Tak Adakan Pemakaman dan Irlandia Pasang Masker pada Mayat

Salah satu warga Italia, Alfredo Visioli menghembuskan nafas terakhirnya setelah terjangkit Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
MARCO SABADIN / AFP
Orang-orang diizinkan untuk berjalan-jalan di luar sendirian di sekitar rumah mereka atau membawa anjing mereka jalan-jalan, asalkan mereka membawa formulir "sertifikasi otomatis" dengan mereka 

Irlandia juga demikian, pemerintah menghimbau pekerja kamar mayat untuk memakaikan masker untuk mayat-mayat tersebut.

Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan kepada yang mengurus jenazah ini.

Sementara itu perusahaan pemakaman di Italia menyiarkan prosesi pemakaman agar keluarga yang sedang dikarantina bisa mengikuti penguburan tersebut.

Sama halnya dengan Korea Selatan, angka infeksi yang sempat melonjak drastis menyebabkan penurunan angka pelayat di sejumlah jasa pemakaman.

Baca: Ridwan Kamil Mengaku Telah Lakukan Rapid Tes Corona di Jawa Barat

Di sisi lain Italia, Bergamo menyediakan sedikit waktu upacara penguburan.

Bergamo sendiri termasuk dalam wilayah dengan kasus Covid-19 yang cukup banyak.

Otoritas Pemakaman di Bergamo, Giacomo Angeloni mengaku setiap jam krematorium tidak henti diisi jenazah baru.

Padahal wilayah dengan 120.000 penduduk ini biasanya hanya menangani 5 sampai 6 orang meninggal pada hari-hari normal.

Melansir The Wuhanvirus, angka kematian Italia sudah melampaui China yakni 3.405.

Lebih sekitar 200 orang daripada China yang mengantongi 3.248 kematian.

Sedangkan persentase mortalitasnya sendiri mencapai angka 8,3 persen.

Pada Rabu lalu, tentara Italia mengirim 50 pasukan dan 15 truk ke Bergamo untuk membawa mayat-mayat tersebut ke daerah yang tidak lebih kewalahan dariapada kota ini.

Larangan datang ke pemakaman menurut Kepala Operasi Cruse Bereavement Care, Andy Langford telah merusak ritual dalam berduka.

Operasi Cruse Bereavement Care sendiri adalah badan amal Inggris yang menyediakan konseling bagi orang-orang yang berduka.

"Pemakaman memungkinkan suatu komunitas untuk bersatu, mengekspresikan emosi, berbicara tentang orang itu dan secara formal mengucapkan selamat tinggal," katanya.

"Ketika Anda merasa tidak memiliki kendali untuk berduka, dan merasakan saat-saat terakhir bersama seseorang, itu bisa menyulitkan cara untuk bersedih dan membuat Anda merasa lebih buruk," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved