Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Buntut Isolasi Italia, Narapidana di Sejumlah Kota Protes karena Takut Hak Kunjungan Dibatasi

Di Modena sejumlah tahanan marah karena mereka tidak diizinkan melihat kerabat atau orang yang mereka cintai karena isolasi ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wulan Kurnia Putri
AFP/ANDREA PATTARO
Seorang turis muda yang mengenakan masker pelindung dan topeng karnaval berfoto di sebuat tempat di Venesia, Senin (24/2/2020). Sebuah karnaval tahunan telah dibatalkan karena wabah Covid-19 virus corona baru di Italia Utara. Lebih dari 2000 orang warga Italia telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona, dan membuat Italia sebagai negara terbanyak di Eropa yang terinfeksi virus corona. AFP/ANDREA PATTARO 

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan atas keputusan pemerintah mengunci sejumlah wilayah Italia menuai protes keras.

Di Modena sejumlah tahanan marah karena mereka tidak diizinkan melihat kerabat atau orang yang mereka cintai karena isolasi ini.

Pemberontakan narapidana ini juga terjadi di rumah tahanan lain berbagai daerah di Italia.

Antara lain penjara di wilayah Naples Podggioreale Selatan, Frosinone di Italia Tengah dan Alexandria.

Kabar yang beredar mengatakan ada satu napi yang meninggal di Penjara Modena setelah kerusuhan ini meledak.

Kabar ini berdasarkan penuturan dari Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang menangani hal ini.

Kendati demikian, belum ada informasi lebih lanjut terkait hal ini.

"Kami sudah memperingatkan terkait ketegangan yang terjadi di penjara."

"Dan kami khawatir hal ini bisa berujung pada tragedi," kata salah satu anggota HAM tersebut dilansir Metro.

Turis yang mengenakan masker pelindung pernafasan, berada di luar Monumen Colosseo di pusat kota Roma, Italia.
Turis yang mengenakan masker pelindung pernafasan, berada di luar Monumen Colosseo di pusat kota Roma, Italia. ((AFP/Andreas Solaro))

Menurutnya harus ada tindakan untuk memastikan hak-hak narapidana ini tetap terpenuhi.

"Semua tindakan penting harus segera dilakukan agar hak-hak narapidana ini terpenuhi."

"Menghentikan kekacauan karena ketegangan dan mencegah kematian seseorang."

"Satu kematian sudah cukup banyak," tambahnya.

Di Penjara Modena dekat Bologna, dua petugas penjara terluka dan sekitar 20 staf penjara lainnya harus meninggalkan rumah tahanan itu.

Sementara itu, di Frosinone tepatnya di selatan Roma, polisi dipanggil untuk menangani aksi para tahanan ini.

Sebab mereka melakukan aksi dengan membentuk sebuah barikade di dalam penjara.

Para narapidana ini melakukan protes keras terhadap beberapa tuntutan.

Termasuk di antaranya adalah hak mendapat kunjungan dari orang-orang yang mereka cintai.

Oleh karena itu, mereka mencoba bernegosiasi dengan manajemen penjara terkait hal tersebut.

Baca: Virus Corona di Italia: Jumlah Korban Tewas Meningkat setelah Italia Bagian Utara Dikarantina

Baca: Liga Dihentikan dan Mogok Pemain, Virus Corona Benar-benar Kacaukan Sepak Bola Italia

Aksi protes ini turut diamini keluarga atau kerabat para napi.

Seperti halnya di rumah tahanan Poggioreale, pinggir Kota Napoli.

Para keluarga napi ini berbondong-bondong berkumpul di luar penjara untuk mendukung napi di dalam sana.

Namun pada akhirnya para tahanan ini menyerah.

Seperti diketahui sebelumnya, Pemerintah Italia mengadopsi tindakan China untuk mengisolasi satu daerah pusat Covid-19.

Oleh karena itu, Italia memutuskan mengunci 16 juta jiwa di dalam Kota Lombardy dan masih banyak lainnya.

Rencananya, isolasi akan dilakukan selama kurang lebih satu bulan.

Sampai berita ini diturunkan, Italia masih menduduki posisi ke-3 kasus terbanyak Covid-19 di dunia.

Menurut The Wuhanvirus, per-Senin (9/3/2020) kasus corona di Italia mencapai 7.375 dengan kasus aktif 6.387 jiwa.

Sementara itu, sudah ada 366 kematian dan 622 dinyatakan sembuh.

Persentase mortalitas di Italia sendiri dinyatakan sebesar 4,96 persen.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved