Kamis, 2 Oktober 2025

Perang di Suriah

Tentara yang Didukung Turki Merebut Kembali Kota Utama di Idlib Suriah

Tentara Suriah yang didukung Turki telah merebut kembali sebuah kota Idlib di barat laut Suriah setelah bentrokan dengan tentara sekutu pemerintah.

Omar Haj Kadour / AFP
Pejuang oposisi yang didukung Turki menutupi senjata artileri mereka di kota Sarmin 

"Itulah mengapa mereka membingkai kegiatan militernya di Idlib sebagai cara untuk mencegah lebih banyak pengungsi menyeberang," kata peneliti tersebut.

Lebih jauh, peneliti tersebut menjelaskan, biaya (politik) kemungkinan akan tinggi bagi Edorgan jika ia kehilangan banyak tentara di Suriah dan masih gagal menghentikan pengungsi menyeberang ke Turki.

"Tetapi dia mungkin bisa mendapatkan keuntungan dari krisis jika hasil intervensinya positif," tegasnya.

Bulan ini, sebanyak 16 personil militer Turki telah terbunuh oleh pasukan Suriah di Suriah barat laut dan beberapa pos pengamatan militer Turki.

Situasi di Idlib, Suriah Sangat Buruk, Pengungsi Sebut Situasi yang Mereka Hadapi Bagaikan Hari Penghakiman
Situasi di Idlib, Suriah Sangat Buruk, Pengungsi Sebut Situasi yang Mereka Hadapi Bagaikan Hari Penghakiman (Tangkap Layar Al Jazeera)

Tidak Ada Kesepakatan tentang KTT

Presiden Turki mengatakan delegasi Rusia akan tiba di Ankara pada hari Rabu untuk membahas situasi di Idlib.

"Kami mencoba menentukan peta jalan kami dengan bernegosiasi dengan Rusia di tingkat tertinggi," katanya kepada wartawan, Selasa (24/2/2020).

Erdogan juga mengatakan ia mungkin akan bertemu dengan Vladimir Putin pada 5 Maret 2020.

Erdogan dan Putih akan bertemu pada pertemuan puncak yang diusulkan dengan Prancis dan Jerman tetapi bahwa "belum ada kesepakatan penuh antara [Presiden Prancis Emmanuel] Macron, [Kanselir Jerman Angela] Merkel dan Putin".

Baca: Soal Operasi di Idlib, Presiden Turki Erdogan Hitung Mundur dan Sampaikan Peringatan Terakhir

Baca: Sering Bela Kaum Tertindas, Mesut Ozil dan Erdogan Raih Penghargaan Kepribadian Muslim Terbaik 2019

Macron dan Merkel yang prihatin dengan situasi kemanusiaan, mendesak Putin untuk mengakhiri konflik.

Diketahui, peneliti dari Chatham House menambahkan, serangan Turki terhadap pasukan pemerintah Suriah masih memungkinkan, jika negosiasi politik antara Ankara dan Moskow terbukti tidak membuahkan hasil.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved