Kamis, 2 Oktober 2025

Perang di Suriah

Tentara yang Didukung Turki Merebut Kembali Kota Utama di Idlib Suriah

Tentara Suriah yang didukung Turki telah merebut kembali sebuah kota Idlib di barat laut Suriah setelah bentrokan dengan tentara sekutu pemerintah.

Omar Haj Kadour / AFP
Pejuang oposisi yang didukung Turki menutupi senjata artileri mereka di kota Sarmin 

Ia mengatakan tujuan pemerintah adalah merebut kembali kendali atas bentangan jalan raya M4.

Untuk diketahui, jalan raya M4 menghubungkan kota Aleppo dan Latakia.

Untuk meraih tujuan tersebut akan membutuhkan operasi melawan kota Ariha dan Jisr al-Shughour, keduanya berada di sepanjang M4.

Analis melihat pertempuran tersebut sulit untuk Jisr al-Shughour.

Lebih jauh, pada April 2019 lalu, pemerintah Suriah dan pasukan sekutu melancarkan serangan militer untuk merebut daerah-daerah yang dikuasi pemberontak di provinsi Aleppo dan Idlib barat.

Sejumlah gencatan senjata gagal bertahan di musim panas lalu dan Damaskus meluncurkan ofensif pada Desember 2019.

Tentara Turki dan pejuang Suriah yang didukung Turki berkumpul di pinggiran utara kota Manbij di Suriah dekat perbatasan Turki pada Oktober.
Tentara Turki dan pejuang Suriah yang didukung Turki berkumpul di pinggiran utara kota Manbij di Suriah dekat perbatasan Turki pada Oktober. (Zein Al Rifai / AFP - File Getty Images)

900 Ribu Pengungsi

Sejak Desember 2019, pertempuran Suriah barat laut telah memaksa sekira 900 ribu orang menjadi pengungsi dan berlindung di perbatasan Turki.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa pertempuran terakhir akan membahayakan ke perkemahan orang-orang terlantar.

PBB menilai pertempuran tersebut mempertaruhkan pertumpahan darah yang diramalkan segera terjadi.

Lebih jelas, Turki dilaporkan telah menerima 3,6 juta pengungsi Suriah.

Pihak berwenang Turki menegaskan tidak mau membuka perbatasannya untuk gelombang pengungsi baru dari Idlib.

Khawatir dengan krisis pengungsi baru, Turki telah mengirim ribuan tenrata ke Idlib dalam beberapa minggu terakhir.

Terkait hal ini, Presiden Tayyip Erdogan mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir pasukan Suriah, kecuali mereka mundur pada akhir bulan.

Anak-anak berjalan di atas tanah berlumpur sambil memegang bahu di sebuah kamp di dekat desa Killi di Provinsi Idlib, Suriah.
Anak-anak berjalan di atas tanah berlumpur sambil memegang bahu di sebuah kamp di dekat desa Killi di Provinsi Idlib, Suriah. (AAREF WATAD / AFP)

Peneliti dari Chatham House mengatakan Erdogan sadar akan dendam yang kuat di Turki terhadap pengungsi Suriah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved