Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

1.000 Lebih Siswa Pakistan Ada di Pusat Virus Corona China, Pemerintah Putuskan Tak Evakuasi

Diplomat China, pada Kamis lalu mendukung keputusan Pakistan untuk tidak mengevakuasi siswa dari Provinsi Hubei, China.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/STR
Foto ini diambil pada Selasa (18/02/2020) Seorang dokter sedang menangani pasien yang telah pulih dari infeksi virus corona (COVID-19) menyumbangkan plasma di Wuhan di Hubei, China. Sebelumnya Pejabat kesehatan China pada 17 Februari kemarin mendesak pasien yang telah pulih dari coronavirus untuk menyumbangkan darah sehingga plasma dapat diekstraksi untuk mengobati orang lain yang sakit kritis. (STR/AFP/China OUT) 

TRIBUNNEWS.COM - Diplomat China, pada Kamis (20/2/2020) lalu mendukung keputusan Pakistan untuk tidak mengevakuasi siswa dari Provinsi Hubei, China.

Sebelumnya, orang tua para siswa Pakistan, yang bersekolah di provinsi pusat penyebaran virus corona, Hubei mengadakan aksi demo.

Mereka menuntut agar pemerintah memulangkan anak-anak mereka.

Dilasir dari Channel New Asia, pemerintah memilih untuk mengesampingkan membawa pulang lebih dari 1.000 siswa Pakistan, dari Hubei.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terganggu Virus Corona

Baca: Empat WNI Positif Corona Dalam Perawatan Tim Medis Jepang

Sedangkan, kini sedang ada lebih dari 2.000 kematian di sana.

Diplomat China di Karachi, Li Bijian menanggapi perihal tuntutan para orang tua ini.

Menurutnya, kepulangan para siswa akan memberatkan untuk negara.

"Jika semua siswa kembali, ini akan membebani operasional kesehatan di Pakistan."

"Jika fasilitas isolasi tidak siap, maka bisa menyebabkan berjangkitnya virus corona di Pakistan," jelas Li Bijian.

Seorang paramedis laboratorium menguji sampel virus di Laboratorium Hengyang, Provinsi Henan pusat Kota Cina. Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT
Seorang paramedis laboratorium menguji sampel virus di Laboratorium Hengyang, Provinsi Henan pusat Kota Cina. Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT (AFP/STR)

Baca: UPDATE Pasien Virus Corona per Jumat 21 Februari 2020: 75.715 Terinfeksi, 2.124 Meninggal Dunia

Baca: Petugas Medis yang Menangani Wabah Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess Jepang Kelelahan

Li menganggap, keputusan pemerintah untuk tidak mengevakuasi adalah pilihan yang tepat.

"Jadi itu sebabnya, aku mengatakan ini pilihan yang baik."

"Meskipun sulit, tetapi keputusan yang bagus," jelasnya.

Pada Rabu (19/2/2020) lalu, para orang tua yang geram dengan pemerintah mengadakan aksi demonstrasi.

Mereka menuntut, agar anak-anaknya dievakuasi.

Li mengatakan, China memiliki fasilitas kesehatan yang lebih baik bagi para siswa Pakistan ini.

Baca: 5 Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Waspada Virus Anthrax di Pulau Gruinard

Baca: Viral Video Seorang Warga Menolong Anjing yang Ditelantarkan Pemiliknya Karena Terinveksi Corona

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved