Virus Corona
1.000 Lebih Siswa Pakistan Ada di Pusat Virus Corona China, Pemerintah Putuskan Tak Evakuasi
Diplomat China, pada Kamis lalu mendukung keputusan Pakistan untuk tidak mengevakuasi siswa dari Provinsi Hubei, China.
TRIBUNNEWS.COM - Diplomat China, pada Kamis (20/2/2020) lalu mendukung keputusan Pakistan untuk tidak mengevakuasi siswa dari Provinsi Hubei, China.
Sebelumnya, orang tua para siswa Pakistan, yang bersekolah di provinsi pusat penyebaran virus corona, Hubei mengadakan aksi demo.
Mereka menuntut agar pemerintah memulangkan anak-anak mereka.
Dilasir dari Channel New Asia, pemerintah memilih untuk mengesampingkan membawa pulang lebih dari 1.000 siswa Pakistan, dari Hubei.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terganggu Virus Corona
Baca: Empat WNI Positif Corona Dalam Perawatan Tim Medis Jepang
Sedangkan, kini sedang ada lebih dari 2.000 kematian di sana.
Diplomat China di Karachi, Li Bijian menanggapi perihal tuntutan para orang tua ini.
Menurutnya, kepulangan para siswa akan memberatkan untuk negara.
"Jika semua siswa kembali, ini akan membebani operasional kesehatan di Pakistan."
"Jika fasilitas isolasi tidak siap, maka bisa menyebabkan berjangkitnya virus corona di Pakistan," jelas Li Bijian.

Baca: UPDATE Pasien Virus Corona per Jumat 21 Februari 2020: 75.715 Terinfeksi, 2.124 Meninggal Dunia
Baca: Petugas Medis yang Menangani Wabah Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess Jepang Kelelahan
Li menganggap, keputusan pemerintah untuk tidak mengevakuasi adalah pilihan yang tepat.
"Jadi itu sebabnya, aku mengatakan ini pilihan yang baik."
"Meskipun sulit, tetapi keputusan yang bagus," jelasnya.
Pada Rabu (19/2/2020) lalu, para orang tua yang geram dengan pemerintah mengadakan aksi demonstrasi.
Mereka menuntut, agar anak-anaknya dievakuasi.
Li mengatakan, China memiliki fasilitas kesehatan yang lebih baik bagi para siswa Pakistan ini.
Baca: 5 Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Waspada Virus Anthrax di Pulau Gruinard
Baca: Viral Video Seorang Warga Menolong Anjing yang Ditelantarkan Pemiliknya Karena Terinveksi Corona