Jumat, 3 Oktober 2025

Nasib Malang Bayi di Inggris, Meninggal karena Dokter Terlambat Beri Antibiotik

Lewys Crawford, bayi berusia tiga bulan meninggal sehari setelah dirawat di Rumah Sakit Universitas Wales di Cardif, Inggris

Penulis: Ika Nur Cahyani
Foto: PA; Athena (Mirror.co.uk)
Seorang ahli mengatakan Lewys Crawford kecil mungkin akan selamat seandainya dia diberi antibiotik dalam tiga setengah jam pertama kedatangannya di rumah sakit 

TRIBUNNEWS.COM - Lewys Crawford, bayi berusia tiga bulan ini meninggal sehari setelah di dirawat di Rumah Sakit Universitas Wales di Cardiff.

Pada Maret lalu, dia dilarikan ke rumah sakit itu karena badannya panas.

Dilansir dari Metro, juri di Pengadilan Pontypridd Coroner, mengatakan kegagalan dokter dalam penanganan adalah penyebab kuat kematian Lewys.

Dokter itu, tidak segera memberikan antibiotik setelah tujuh jam datang ke rumah sakit.

Pengadilan setempat menemukan fakta bahwa bayi malang itu meninggal karena sebab-sebab alamiah yang dipicu kelalaian penanganan.

Ibu Lewys, Kirsty Link, mengatakan bayi itu masih normal sampai sekitar pukul 4 sore.

Menyadari suhu tubuh anaknya tak baik, dia lalu memberi Calpol.

Saat kondisi bayi itu mulai sedikit membaik, Kirsty membawanya ke A&E sekitar pukul 20.15 waktu setempat.

Lewys bayi yang meninggal karena kesalahan perawatan
Lewys bayi yang meninggal karena kesalahan perawatan ((Foto: PA; Athena) )

Hakim mendengar kesaksian Dokter Jo Mower, bahwa dia melihat keadaaan Lewys satu jam setelah kedatangannya.

Itu terjadi, sesudah perawat memeriksa pernapasan dan detak jantungnya.

Dia menilai, bayi ini seperti bayi yang menderita sakit panas pada umumnya, dan bukannya sakit sepsis.

Dokter Jo, mengaku bahwa diagnosanya ini memang salah.

Baca: Bayi 8 Bulan di Inggris Dikarantina karena Kontak dengan Dokter Positif Corona, Begini Hasil Tesnya

Baca: Mayat Bayi Mengambang di Pinggir Sungai Progo, Diduga Sengaja Dibuang Orang Tuanya

Dokter lainnya, Ifeoma Ujomu juga ingat, dia memeriksa bayi ini pada pukul 22.30 waktu setempat.

Dia mengatakan kepada pengadilan, bahwa anak ini mungkin memiliki infeksi bakteri.

Ujomu juga tidak curiga, kalau anak ini menderita sepsis, seperti hasil otopsi.

Pernyataan ini, sekaligus dia akui sebagai diagnosa yang salah.

Dia mengaku telah salah menilai keadaan yang dialami bayi Lewys.

Pemeriksaan lalu diteruskan lagi pada pukul 00.30 pagi.

Kali ini, Lewys diberi sebuah cairan.

Tapi sampai saat itu, dia belum juga diberi antibiotik.

Keadaan ini berlangsung sampai berjam-jam kemudian, sampai sekitar pukul 03.00.

Lalu, bayi malang ini, akhirnya meninggal pada pukul 23.10 malam harinya.

Saksi Ahli, Profesor Parviz Habibi mengatakan, bahwa pada kondisi tertentu, Lewys bisa selamat.

Tentu, dengan diberikan obat antibiotik dalam jangka waktu tiga jam setelah dia masuk rumah sakit.

Juri menyimpulkan, kemungkinan Lewys berada pada tahap awal penyakit Meningokukus, saat dia dirawat di rumah sakit.

Mereka menyimpulkan, ada beberapa peluang yang terlewatkan untuk mengindentifikasi bayi ini menderita sakit sepsis.

Serta kegagalan untuk mengobati Lewys dengan antibiotik, sebelum pukul 23.30.

Mencari Keadilan

Setelah pemeriksaan, orang tua Lewys yaitu Aiden Crawford dan Kirsty Link menegaskan ingin mengetahui penyebab pasti kematian anaknya.

"Pemeriksaan ini mengerikan untuk semua orang yang terlibat."

"Kami juga telah mendengar, bukti kegagalan yang dilakukan pertugas kesehatan dan stafnya."

"Sehingga, mereka mengakibatkan Lewys meninggal," jelasnya.

Padahal, ada banyak waktu yang bisa diupayakan untuk Lewys sejak aku membawanya ke A&E.

"Proses ini, bermaksud mencari keadilan bagi Lewys."

Pasangan ini berharap, agar kejadian seperti yang dialami Lewys tidak terulang kembali.

"Lewys, akan selalu kami rindukan dan cintai. Kami menghargai waktu singkat yang sudah kami habiskan dengannya."

Ruth Walker, Direktur Eksekutif Perawat di Cardiff dan Dewan kesehatan Universitas Vale ini meminta maaf atas kejadian ini.

"Kami minta maaf atas kegagalan dalam perawatan yang kami berikan kepada Lewys," jelasnya dikutip Metro dari BBC.

Dia mengatakan, ini akan menjadi pelajaran agar tidak terjadi hal serupa.

"Ini akan membantu memastikan, bahwa jalur pengobatan yang tepat itu ada."

"Agar bisa diikuti semua pasien yang datang ke kami, terutama bagi penderita dengan dugaan sakit sepis."

Sepsis merupakan, kondisi medis serius dimana terjadi peradangan di seluruh tubuh karena infeksi.

Sepsis memang dapat mengancam kematian pasiennya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved