Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

WHO Memberi Nama Resmi Wabah Virus Corona: Covid-19 hingga Update Terbaru

World Health Organization (WHO) memberi nama resmi wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Selasa (11/2/2020).

Shanghaiist
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) memberi nama resmi wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Selasa (11/2/2020).

WHO secara resmi mengumumkan nama virus corona sebagai Covid-19.

Data statistik diramalkan akan menunjukkan bahwa infeksi virus corona dapat turun dalam beberapa minggu mendatang.

Dikutip dari South China Morning Post, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan pada Selasa saja, kematian mencapai 108 jiwa.

Data tersebut menunjukkan pertama kalinya kematian akibat virus Covid-19 mencapai angka 100, bahkan lebih.

Update terbaru, yang dikutip dari thewuhanvirus, total jumlah kematian wabah Covid-19 per Rabu (12/2/2020) mencapai 1.112.

Petugas medis mengenakan pakaian pelindung untuk melindungi dari virus Corona saat melintas di samping pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China pada 23 Januari 2020
Petugas medis mengenakan pakaian pelindung untuk melindungi dari virus Corona saat melintas di samping pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China pada 23 Januari 2020 (AFP/Hector Retamal)

Masih dikutip dari SCPM, Pakar Penyakit Pernapasan Tiongkok Zhong Nanshan buka suara.

Ia meramalkan bahwa Covid-19 akan memuncak pada bulan ini.

"Kita sekarang dapat mengamati informasi terbaru, bahwa jumlah kasus baru secara bertahap berkurang," kata Zhong.

"Melalui pemodelan matematika, kita dapat mengatakan bahwa infeksi baru akan memuncak pada pertengahan atau akhir Februari di Cina Selatan," terangnya.

Zhong menambahkan, tidak mungkin memprediksi kapan tepatnya peristiwa tersebut terjadi.

Hal itu menurut Zhong sangat tergantung pada seberapa efektif langkah-langkah pencegahan dan pengendalian masyarakat.

Pernyataan tersebut Zhong sampaikan mengingat banyak orang melakukan perjalanan dan kembali bekerja setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Baca: Dua Pejabat Kesehatan China Dicopot Akibat Virus Corona

Sementara itu, pejabat Kementerian Perhubungan, Xu Yahua ikut bicara.

Ia mengatakan 160 juta warga Beijing diperkirakan akan kembali ke kota-kota tempat mereka bekerja dalam satu minggu mendatang.

Pergerakan massa tenaga kerja tersebut memicu kekhawatiran orang akan terinfeksi.

Banyak yang takut bila beberapa dari massa itu menunjukkan gejala dan menyebarkan penyakit lebih lanjut.

Baca: Para Ahli Ungkap Ada 3 Kemungkinan Wabah Virus Corona Berakhir, Sebut Virus Tak Akan Hilang

Prediksi bahwa Covid-19 mungkin akan memuncak akhir Februari ini juga didukung oleh data statistik yang diterbitkan oleh Komisi Kesehatan Nasional pada Senin (10/2/2020).

Data tersebut menunjukkan penurunan jumlah kasus baru yang dikonfirmasi secara konsisten.

Berdasar data dari Komisi Kesehatan Nasional tersebut, ada 381 kasus baru di China daratan di luar Hubei pada Senin.

Dibandingkan dengan 3 Februari 2020 lalu, terkonfirmasi 890 kasus baru.

Komisi Kesehatan Nasional mengklaim terjadi penurunan mencapai 57 persen.

Informasi Terbaru Covid-19

Update informasi terbaru pasien wabah virus corona atau Covid-19 per Rabu (12/2/2020) pagi.

Dikutip dari thewuhanvirus.com, sejak mewabahnya virus Covid-19 hingga kini ada 44.789 kasus dan 1.112 orang yang meninggal.

Kemudian, 4.465 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Virus Covid-19 tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.

Untuk itu, penting mengenali lebih jauh tentang gejala dan pencegahan virus corona atau Covid-19.

Baca: UPDATE Virus Corona, hingga Rabu Pagi Korban Tewas 1.112 Jiwa, 4.465 Orang Dinyatakan Sembuh

Gejala yang ditimbulkan, meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.

Kemudian, pencegahan virus corona atau Covid-19 dilakukan dengan berbagai cara.

Misalnya, cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan.

Update informasi terbaru pasien wabah virus corona per Rabu (12/2/2020)
Update informasi terbaru pasien wabah virus corona per Rabu (12/2/2020) (the wuhan virus)

Pemecatan Pejabat China

Pemerintah China telah memberhentikan beberapa pejabat senior karena penanganan mereka terhadap wabah koronavirus yang saat ini mecapai lebih dari 1.000 korban meninggal.

Diwartakan Tribunnews yang mengutip dari bbc.com, sekretaris partai Komisi Kesehatan Hubei, dan ketua komisi adalah orang-orang yang diberhentikan dari pekerjaannya.

Mereka merupakan pejabat paling senior yang akan diturunkan pangkatnya.

Wakil direktur Palang Merah setempat juga diberhentikan karena kelalaian tugas pada penanganan sumbangan.

Dua pejabat partai Hubei akan digantikan oleh tokoh nasional yaitu wakil direktur Komisi Kesehatan Nasional China, Wang Hesheng.

Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Kamis mengkonfirmasi keadaan darurat global terkait coronavirus
Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Kamis mengkonfirmasi keadaan darurat global terkait coronavirus (Express.co.uk)

Berbicara kepada kantor berita Reuters, pakar pernapasan Tiongkok terkemuka Zhong Nanshan mengatakan, virus itu mencapai puncaknya di China bulan ini dan wabahnya mungkin akan berakhir pada bulan April mendatang.

Dia mendasarkan perhitungan pada pemodelan matematika, peristiwa terbaru dan juga tindakan pemerintah.

Menurut media pemerintah, ada ratusan pemecatan untuk para pejabat.

Meskipun dilakukan pemberhentian, bukan berarti mereka dipecat secara keseluruhan.

Kemungkinan yang terjadi bisa saja adanya penurunan pangkat.

Selain dikeluarkan dari jabatannya, para pejabat juga dihukum oleh Partai Komunis yang berkuasa.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Shanghaiist)

Sebagai contoh, wakil kepala badan amal Palang Merah yang dikelola pemerintah, Zhang Qin, diberi peringatan intra-partai yang serius dan juga masalah administrasi yang serius.

Awal bulan ini, wakil kepala biro statistik Wuhan telah diberhentikan dari jabatannya, dengan sanksi yang sama karena melanggar peraturan terkait untuk mendistribusikan masker wajah.

Dalam beberapa hari terakhir, otoritas China semakin dikritik karena penanganan krisis mereka.

Kematian seorang dokter yang peringatan awalnya ditekan oleh pihak berwenang memicu kemarahan publik.

Beijing telah mengirim tim dari lembaga anti-korupsi tertinggi ke Hubei untuk menyelidiki perawatan Dr Li oleh polisi.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Yurika Nendri Novianingsih)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved