Virus Corona
Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princess Dilarang Berkumpul dengan Jumlah Banyak & Diberi Termometer
Para penumpang diminta untuk tidak berkumpul dengan jumlah banyak serta menjaga jarak ketika mengobrol, juga diberi termometer untuk cek suhu badan.
Para penumpang yang mendapatkan fasilitas jendela yang lebih kecil di dalam kabin dipersilakan untuk menuju ke geladak kapal.
Namun penumpang tersebut hanya mendapatkan waktu sebentar serta dalam pengawasan yang ketat.
Penumpang yang memiliki fasilitas itu juga diharuskan untuk menggunakan masker setiap saat.

Kapten dari kapal pesiar Diamond Princess menuturkan, dalam masa karantina, para penumpang dilarang untuk berkumpul atau bergerombol.
Tak hanya itu, mereka juga diharuskan untuk saling menjaga jarak minimal satu meter apabila akan berbicara dengan penumpang lain.
Dalam pengumuman tersebut, kapten kapal juga mengimbau mengenai pakaian yang harus digunakan oleh para penumpang.
"Para petugas karantina mengharuskan anda untuk menghindari berkumpul dengan grup yang besar," jelas kapten kapal melalui pengumumannya.
"Dan mempertahankan untuk berpisah kurang lebih satu meter atau tiga kaki dari satu sama lain ketika mengobrol."
"Kami mewajibkan anda untuk mengenakan pakaian yang hangat, topi, serta syal apabila memungkinkan," lanjutnya.
Baca: Bulan Madu di Kapal Pesiar Jepang, Pria Inggris Positif Terpapar Virus Corona, Sang Istri?
Baca: 41 Orang Penumpang Kapal Pesiar Jepang Diamond Princess Terkena Virus Corona, 2 WNI Sehat
Para kru kapal sendiri mengenakan masker dan juga sarung tangan ketika mereka mengirimkan makanan bagi para penumpang.
Masih dilansir dari scmp.com, disebutkan terdapat beberapa penumpang yang mendesak pemerintah negara mereka untuk melakukan intervensi.
Namun Matt Smith mengungkapkan akan memahami dan mengikuti langkah-langkah yang diterapkan oleh pemerintah Jepang.
Menurut Matt Smith sendiri, pemerintah Jepang tengah melakukan pencegahan dari Virus Corona.
Negara asalnya, yakni Amerika Serikat juga tengah melakukan hal serupa di perbatasannya.

"Pemerintah Jepang akan melakukan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah virus ini, seperti yang dilakukan Amerika Serikat di perbatasannya," tutur Matt Smith.