Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Mahasiswa Indonesia di Wuhan Gembira sekaligus Waspada Dengar Info Evakuasi dari Pemerintah

"Mendengar adanya info evakuasi sebenarnya kami juga ada perasaan gembira juga. Tapi juga waspada," katanya

Dok. Alfi Rian Tamara
Kondisi asrama tempat mahasiswa asal Indonesia Alfi Rian Tamara tinggal di Wuhan, Cina 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alfi Rian Tamara, mahasiswa asal Indonesia, mengaku gembira mendengar adanya informasi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan dan beberapa kota lainnya di China.

Tapi, Rian mengatakan tak serta merta merasakan euforia terlalu dalam mendengar informasi tersebut.

Baca: Status Lock Down Membuat Mahasiswa Indonesia Tertahan di Wuhan, Tak Bisa Pulang ke Tanah Air

Ia juga mengaku waspada terhadap kemungkinan gagalnya proses evakuasi dari pemerintah Indonesia.

"Mendengar adanya info evakuasi sebenarnya kami juga ada perasaan gembira juga. Tapi juga waspada kalau ada kemungkinan evakuasi tidak sukses," ujar Rian, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (31/1/2020).

Pria yang tengah mengenyam studi S-2 di Wuhan University of Technology tersebut pun tetap berjaga-jaga akan segala kemungkinan.

Menurutnya, kondisi fisik harus dijaga sebaik mungkin guna menghindari kemungkinan tertular virus corona.

"Jadi kami tetap harus menjaga kondisi fisik sebaik mungkin, menghindari apa pun yang terjadi dan kami disini harus semangat gitu (menunggu evakuasi, - red)," jelasnya.

Meski negara-negara lain sudah banyak yang mengevakuasi warganya dari China terutama kota Wuhan, Rian menuturkan bersyukur pemerintah sudah mengusahakan proses evakuasi.

"Dan kami berharap WNI melalui pemerintah segera mendapatkan izin atau lampu hijau untuk mengevakuasi kami disini," kata Rian.

Di sisi lain, angin segar turut menyapa para mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut studi di Negeri Tirai Bambu.

Pasalnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing memberikan uang saku bagi masing-masing mahasiswa.

Hal ini dilakukan pasca virus corona mewabah dan membuat kota Wuhan menyandang status lock down sejak Rabu (22/1) lalu.

Rian menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan uang saku dari KBRI Beijing.

Rian mengatakan setiap mahasiswa mendapatkan uang saku dari KBRI sebesar 280 Yuan atau setara dengan sekitar Rp550.000.

Baca: Soal Dugaan Virus Corona Berasal dari Ular, Mahasiswa Indonesia: Masih Simpang Siur

Uang saku tersebut diperuntukkan sebagai biaya hidup seminggu bagi mahasiswa.

"Alhamdulillah kami bersyukur karena dapat bantuan dari KBRI berupa uang saku yang diberikan untuk bertahan hidup, berbelanja, kepada setiap masing-masing mahasiswa. Para mahasiswa mendapatkan uang saku masing-masing sebesar 280 Yuan untuk tujuh hari," pungkasnya.

Pemerintah siap evakuasi

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/1/2020)
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/1/2020) (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan evakuasi Warga Negara Indonesia di Provinsi Hubei, China akan segera dilakukan.

Proses evakuasi tersebut sesuai dengan instruksi presiden dalam rapat internal bersama sejumlah kepala lembaga dan Menteri Kabinet Indonesia Maju di bandara Halim, Kamis kemarin.

Baca: Soal Dugaan Virus Corona Berasal dari Ular, Mahasiswa Indonesia: Masih Simpang Siur

"Intinya adalah presiden Jokowi sudah memastikan dan memerintahkan agar evakuasi WNI di provinsi Hubei harus dilaksanakan segera," ujar Fadjorel Rachman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, (31/1/2020).

Ia mengatakan berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Luar Negeri, perkiraan jumlah WNI yang akan dievakuasi di Provinsi Hubei sebanyak 243 orang.

93 diantaranya berasal dari Kota Wuhan.

Berdasarkan keterangan ketua persatuan Pelajar Indonesia di Hubei, tidak ada mahasiswa dan warga Indonesia di Kota Wuhan  yang terjangkit virus Corona.

"Dan dikatakan bahwa tidak ada WNI di kota Wuhan yang terjangkit virus Corona. Adapun semua mahasiwa di Wuhan rata-rata tinggal di asrama dan selalu dipantau oleh seluruh kampus," katanya.

Ia mengatakan para WNI yang berada di Hubei terus berkoordinasi dengan KBRI di Beijing mengenai tindakan yang harus dilakukan.

Baca: WHO Nyatakan Virus Corona Kejadian Luar Biasa, Protokol Situasi Darurat harus Dimulai

Karena berdasarkan laporan beberapa akses transportasi ditutup.

"Dalam pres rilis dari PPI Tiongkok cabang Wuhan disebutkan, pada nomor 7, bahwa akses transportasi memang ditutup sementara baik kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi risiko penyebaran virus Corona," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved