Virus Corona
Akibat Virus Corona dan Wuhan Dikarantina, Hotel Mewah Sepi, Staf 'Kabur' saat Lihat Tamu
Staf hotel di Wuhan memilih 'kabur' saat melihat tamu datang. Akibat wabah virus corona dan Wuhan dikarantina, hotel mewah terlihat sepi.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah hotel mewah di Wuhan, Marco Polo, tampak sepi akibat virus corona jenis baru atau 2019-nCoV mewabah.
Hotel berbintang lima ini tak lagi melayani pelanggan setelah Wuhan setelah dikarantina sejak 23 Januari 2020 oleh pemerintah Hubei, menyusul kemudian kota-kota di sekitarnya.
Dikutip Tribunnews dari AFP, Kamis (30/1/2020), hanya terlihat sejumlah staf yang ada di lobi hotel.
Beberapa dari mereka bahkan memilih 'melarikan diri' saat melihat tamu masuk ke hotel.
Marco Polo yang berada di tepi Sungai Yangtze ini tetap buka ditengah-tengah virus corona merebak.
Baca: Vaksin Virus Corona, China Klaim Bisa Buat dalam Waktu 1 Bulan, Ahli di Hong Kong Membantah
Baca: Penampakan Kota 'Hantu' Wuhan dari Udara, Seorang Warga Ungkap Sulit untuk Keluar
Berdasarkan pantauan AFP, Rabu (29/1/2020), tidak ada staf di meja lobi hotel, kontras dengan hiasan Tahun Baru Imlek berwarna cerah.
Para staf diwajibkan untuk berada di dalam kamar saat jam istirahat tiba.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran 2019-nCoV.
Untuk mengusir kebosanan, staf hotel biasanya melakukan gerakan ringan pada pukul 9 pagi setiap hari.
"Setelah melakukannya, kamu merasa jauh lebih santai," kata seorang staf hitel, Zhu Juhua, Rabu.
"Kegiatan semacam ini bisa meningkatkan ketahanan fisik serta mental kita," imbuh staf lainnya, Xiao Fan.
Akibat wabah virus corona, Marco Polo menerapkan kebijakan baru.
Semua tamu dan staf diwajibkan mengenakan masker.
Tak hanya itu, siapa saja yang masuk atau keluar hotel, akan diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas keamanan.
"Tidak apa-apa jika suhunya dalam batas 37,3" jelas Xiao, petugas keamanan yang bertugas mengukur suhu tubuh tamu.
Baca: Pasar Seafood Huanan Diduga Bukan Satu-satunya Penyebab Virus Corona Mewabah, Ahli Beri Penjelasan
Baca: Beredar Foto Hoaks Mayat Korban Virus Corona di WhatsApp, Sejumlah Orang Bergelimpangan di Jalan
"Apabila lebih dari itu, kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," tandas dia.
Sebelumnya, seorang anak yang menginap di Marco Polo dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans pada awal minggu ini karena gejala demam.
Hal itu menambah ketakutan para tamu dan staf terkait virus corona.
Tak hanya kebijakan mengenakan masker, restoran juga ditutup untuk mencegah penyebaran virus.
Namun, para tamu masih bisa memesan makanan melalui layanan kamar.
"Saat saya membuka pintu, pelayan akan meletakkan nampan di lantai dan melarikan diri seolah-olah dia sudah melihat hantu," ungkap seorang tamu dari Amerika Latin.
Diketahui, Marco Polo memiliki total 356 kamar.
Biasanya, 80 persen dari jumlah kamar akan penuh pada liburan Imlek.
Namun, saat ini hanya tersisa 20 tamu yang berada di dua lantai, dari total 34 lantai hotel.
Para tamu tersebut merupakan pelancong yang terjebak di Wuhan karena kota tengah dikarantina.
Baca: KRONOLOGI Penyebaran Virus Corona hingga ke Luar China
Baca: Pasien Virus Corona Pertama yang Sembuh di Jiangxi, Kondisi Sempat Kritis saat Dibawa ke RS
Meski jumlah tamu tak seberapa, staf hotel di dapur masih tetap sibuk menyiapkan makanan.
Mereka memasak untuk membantu suplai makanan di rumah sakit setempat.
Berbeda dari Marco Polo, sejumlah hotel di Wuhan memilih tutup dan meminta para tamunya check-out.
Namun, beberapa memilih tetap buka meski mengatakan tak lagi menerima reservasi baru.
"Kami tutup," kata seorang staf Fairmont Hotel kepada AFP.
Hingga Kamis pukul 09.43 WIB, jumlah kasus virus corona meningkat menjadi 7.892 dengan total kematian 170 korban.

Mengutip CNN, sejauh ini 20 negara telah mengonfirmasi adanya kasus virus corona.
Terbaru, Finlandia mengonfirmasi kasus pertamanya pada Kamis.
Berikut ini 20 negara yang terpapar virus corona:
- China
- Hong Kong
- Makau
- Australia
- Kamboja
- Kanada
- Prancis
- Jerman
- Jepang
- Malaysia
- Nepal
- Singapura
- Korea Selatan
- Sri Lanka
- Thailand
- Taiwan
- Uni Emirat Arab
- Amerika Serikat
- Vietnam
- Finlandia
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)