Greta Thunberg jadi 'Person of the Year' versi majalah Time
Remaja berusia 16 tahun asal Swedia ini menginspirasi gerakan global untuk menghadapi perubahan iklim dan menjadi orang termuda yang pernah
Greta Thunberg, siswa berkebangsaan Swedia yang menginspirasi gerakan global untuk memerangi perubahan iklim, dijuluki "Person of the Year" 2019 oleh majalah asal Amerika Serikat, Time.
Remaja berusia 16 tahun tersebut menjadi orang termuda yang pernah mendapatkan julukan tersebut sepanjang tradisi yang telah dilakukan redaksi majalah sejak 1927.
Beberapa saat sebelum pengumuman, Greta menyatakan di Konferensi Perubahan Iklim yang diadakan Perserikatan Bangsa-bangsa di Madrid, bahwa apa yang dilakukan pada satu dekade ke depan bakal menentukan masa depan Bumi.
Ia mendorong pemimpin dunia untuk berhenti menggunakan trik "komunikasi kreatif" untuk menghindar dari kewajiban mengambil langkah nyata.
- Kisah Greta Thunberg, remaja yang menantang pemimpin dunia di konferensi perubahan iklim COP25
- Greta Thunberg: Melawan perubahan iklim dengan berlayar dari London ke New York
- Terinspirasi Greta Thunberg, jutaan orang berunjuk rasa menentang perubahan iklim
Pemimpin redaksi Time, Edward Felsenthal, mengatakan: "Ia menjadi suara utama dalam (perbincangan mengenai) masalah terbesar yang dihadapi planet kita tahun ini. Mulai dari seseorang yang tidak dikenal hingga kini ia menjadi pemimpin sebuah gerakan global."
Halaman muka majalah Time menunjukkan foto Greta dengan judul "The power of youth" atau kekuatan kaum muda.
Apa yang terjadi di Madrid?

Pada Konferensi Perubahan Iklim COP25 di Madrid, Spanyol, baru-baru ini, Greta berkali-kali menuduh pemimpin dunia telah sengaja mencari celah untuk menghindari kewajiban membuat perubahan drastis.
"Ancaman nyata adalah saat politisi dan CEO membuat seolah-seolah ada aksi yang tengah berlangsung, padahal sebenarnya mereka tidak melakukan apa-apa selain membuat kampanye kreatif dan akal-akalan akuntansi," Greta berseru, yang disambut meriah.
Konferensi-konferensi perubahan iklim tampaknya "hanya jadi kesempatan bagi negara-negara untuk menegosiasikan celah demi menutupi ambisi mereka," katanya.
Waktu terus berlalu dan dekade ini akan segera berakhir, ia melanjutkan. "Hanya dalam tiga minggu kita akan memasuki dekade baru, dekade yang akan menentukan masa depan kita. Saat ini, kami putus asa ingin melihat tanda-tanda harapan."
Pidato berbasis riset
Analisis oleh Editor Sains BBC News, David Shukman
Pidato Greta dianggap sebagai momen besar dalam konferensi tersebut. Remaja tersebut menjadi orang paling terkenal selama konferensi, mengalahkan tokoh-tokoh penting lainnya termasuk Al Gore, dan PBB jelas membutuhkan dorongan.
Pidatonya terukur, didasarkan pada hasil riset terbaru, dan berhasil menghindari ungkapan kemarahan yang bisa menyakiti kelompok tertentu, seperti yang ia tunjukkan di New York pada September. Banyak delegasi yang memilih untuk tidak hadir pada sesi pagi itu.