Besok Kunjungan ke Jepang, Penerjemah Bahasa Paus Fransiskus Ternyata Mantan Muridnya di Argentina
Pastor Renzo De Luca SJ dipastikan akan menjadi penerjemah bahasa saat Paus Fransiskus kunjungan ke Jepang.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Paus Fransiskus akan berkunjung ke Jepang mulai besok, Sabtu (23/11/2019) mendarat di Tokyo sampai dengan 26 November siang.
Pastor Renzo De Luca SJ dipastikan akan menjadi penerjemah bahasa saat Paus Fransiskus kunjungan ke Jepang.
Dia adalah pastor mantan murid Paus sendiri selama di Argentina.
Pastor Jorge Bergoglio--sekarang Paus Fransiskus--adalah Rektor Jesuit Scholasticate tempat Pastor Renzo De Luca, SJ, belajar di Argentina sebelum ia dikirim sebagai misionaris ke Jepang.
Baca : Kabar Buruk Anies Baswedan, Perbuatannya Soal TGUPP Ini Dinilai Langgar Hukum, Terancam Kena Sanksi
Tiga puluh lima tahun kemudian, Pater Renzo adalah Pemimpin Provinsi para Yesuit di Jepang.
Dia akan menerjemahkan setiap kata-kata yang diucapkan Paus ke dalam bahasa Jepang untuk diikuti oleh umat beriman.

Apakah dia gugup?
"Yah, tidak," ungkap Renzo kepada Radio Vatikan.
Pastor Renzo mengatakan telah melihat Paus dua kali dalam 6 tahun terakhir dan bahwa dia merasa “benar-benar betah dengannya.”
Terakhir kali mereka bertemu di Casa Santa Marta, Pastor Renzo mengatakan keduanya memeluk seperti teman lama.
"Ketika saya bertemu dengannya, dia berkata, 'Hola, Renzo!' Dan saya berkata, 'Hola, Jorge! Apa kabar" dan kami bersama sepanjang waktu, tanpa protokol apa pun," ungkap Renzo.
Baca: Rumah Sakit Universitas Kyoto Jepang Minta Maaf, Berlebihan Memberikan Obat Hingga Pasien Meninggal
Baca: Penggunaan Kata Wai Mulai Populer di Kalangan Anak Muda Jepang
Tetapi bagaimana dengan bertindak sebagai penerjemah?
"Ketika harus menerjemahkan saya tidak tahu berapa banyak saya harus bekerja di sana saat itu juga. Tapi saya benar-benar senang dan merasa terhormat untuk melakukan itu. Paus akan berbicara dalam bahasa Spanyol selama kunjungan, sehingga komentar tanpa basa-basi mungkin berkembang. Pengalaman masa lalu adalah panduan," kata dia.
Liputan Media Jepang Terkait Kunjungan Paus
Pastor Renzo mengatakan bahwa dia dan umat Katolik lainnya kagum dengan banyaknya liputan yang didapat dari kunjungan Paus Fransiskus.

Dia telah memiliki begitu banyak permintaan untuk wawancara, katanya, bahwa dia dan seorang Yesuit Argentina lainnya mengadakan konferensi pers, yang dihadiri 38 media.
Bahkan media sekuler muncul untuk itu, termasuk penyiar nasional NHK dan Yomiuri Shimbun, sebuah surat kabar nasional.
"Begitu banyak orang yang benar-benar tertarik, dan mereka memiliki banyak berita. Mereka mengikuti apa yang dikatakan Paus dan ke mana Paus pergi. Saya pikir harapannya besar diliput banyak media di Jepang."
Pastor Renzo mengatakan orang-orang di Jepang bertanya-tanya apa yang harus dikatakan oleh Paus Fransiskus “kepada negara non-Katolik seperti Jepang" dan juga apa yang akan ia katakan tentang perdamaian, energi atom, dan perlucutan senjata nuklir.
Baca: Tak Hanya Manusia, Tikus Jepang pun Suka Berendam Air Panas
Baca: Korban Bom Atom di Kepulauan Marshall Jepang Minta Paus Fransiskus Imbau Dunia Bebas Nuklir
Topik yang sangat krusial di Jepang.
Mengubah Pikiran dan Hati
Paus Fransiskus mengikuti jejak pendahulunya, Paus St Yohanes Paulus II, yang berkunjung pada Februari 1981 ke Jepang.
Gambaran itu, menurut Pastor Renzo, "mengubah citra yang dimiliki orang Jepang tentang Gereja."
Dia mengharapkan Perjalanan Kerasulan ini memiliki dampak yang serupa, tergantung pada pesan Paus mengenai "migrasi, hukuman mati, dan tingkat bunuh diri yang tinggi."
Liputan media pra-kedatangan dari pers lokal Jepang memang banyak seperti terlihat dari pengamatan Tribunnews.com.

Mungkin ini pertanda semakin besarnya perhatian warga Jepang kepada agama, khususnya menghadapi kedatangan Paus ke Jepang.
Paus Fransiskus adalah Paus ke-266. Pemimpin Gereja Katolik dan sekaligus kepala negara Negara Kota Vatikan.
Sejak 1998 hingga terpilih sebagai Paus pada hari kedua Konklaf Kepausan tanggal 13 Maret 2013, ia adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina.