Owa Jawa: Pernah hilang dari Puntang, kini kembali pulang
Gunung Puntang dulu merupakan habitat alami Owa Jawa, namun mereka hilang karena maraknya perburuan. Kini mereka diperkenalkan kembali lewat
Namun, itu pun tidak bisa dilakukan begitu saja.
Proses pelepasliaran Owa Jawa disebut soft release, itu berarti keluarga owa harus ditempatkan di kandang habituasi selama beberapa bulan di Gunung Puntang, untuk membiasakan mereka dengan habitat barunya.
Drh Pristi mengatakan dibutuhkan setidaknya tiga bulan bagi Owa Jawa untuk beradaptasi di lingkungan baru.
"Mereka sudah berada di kandang habituasi sekitar empat bulan. Berdasarkan evaluasi kami, selama di pusat rehabilitasi, perilaku mereka sudah mendekati owa liar. Itu yang menjadi alasan kuat kami untuk melanjutkan mereka ke tahap berikutnya, yaitu lepas liar," sebutnya.

Butuh sekitar dua jam mendaki ke lokasi pelepasliaran. Di tengah rimbun hutan di lereng Gunung Puntang, terdapat kandang habituasi setinggi delapan meter. Di dalamnya, Jowi, Cuplis dan Maral terlihat bergelantungan dan bergerak mengelilingi kandang. Tidak sabar menghirup udara bebas.
Di luar, terdapat tali panjang yang terikat ke pintu kandang.
"Jika tali itu ditarik, pintu akan terbuka dan mereka bebas," kata Anton Ario, Senior Manager Terestrial Program Conservation International Indonesia, yang menangani program rehabilitasi Owa Jawa di Java Gibbon Center.
Tapi pelepasliaran bukanlah tahap akhir dalam upaya pelestarian satwa endemik Pulau Jawa ini. Tim JGC masih harus melakukan pengawasan selama satu tahun untuk memastikan owa berhasil bertahan hidup di alam.
"Ini hal yang penting, justru sebenarnya, program reintroduksi Owa Jawa tidak selesai saat pelepasliaran.
Pekerjaan yang sebenarnya adalah pasca pelepasliaran. Bagaimana memastikan mereka survive sesuai harapan kita. Untuk itu, kami membentuk Gibbon Monitoring Unit, ada tim pemantau yang memang setiap hari mengikuti owa yang telah dilepasliarkan," tambah Anton.

Anton berharap owa-owa rehabilitan yang telah dilepasliarkan ke Gunung Puntang, bisa menjadi cikal bakal kembalinya owa liar di kawasan tersebut.
"Sejauh ini, ada yang sudah terjadi kelahiran di alam. Itu sebenarnya menunjukkan tanda-tanda kesuksesan program," ujarnya.
"Program reintroduksi Owa Jawa dikatakan berhasil, apabila Owa Jawa yang dilepasliarkan mampu mencari pakan sendiri, unit keluarga mereka tidak terpisah, dan yang paling penting, mereka bisa menghasilkan keturunan," papar Anton.
Langkah selanjutnya, sebut Anton, adalah menjaga populasi mereka, karena owa memiliki fungsi penting di alam. Mereka akan menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan, dan secara tidak langsung menjaga kelestarian hutan.