Kabinet Jokowi
Prabowo Subianto Masuk Kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan Jadi Sorotan Media Internasional
Masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan menjadi sorotan dari media internasional.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan pelantikan kabinet yang diperkenalkan di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019).
Terdapat sejumlah pengusaha muda, seperti pendiri dan mantan CEO Gojek Nadiem Makarim, eks CEO Net TV Wishnutama, dan mantan pemilik Inter Milan Erick Thohir.
Pengumuman dan pelantikan kabinet Jokowi pun mengundang perhatian berbagai khalayak.

Tak terkecuali media internasional.
Mereka pun mengulas dari berbagai sudut pandang dalam "headline".
Baca: Jokowi Sindir Menteri Lama di Rapat Perdana, Tak Paham Visi Misi hingga Tak Hadir Rapat 5 Tahun
Baca: Tak Terima Adian Sebut Prabowo Pembantu Jokowi, Arief Poyuono Diam Dengar Jawaban Yunarto Wijaya
Satu diantaranya adalah media Singapura, Channel News Asia (CNA).
CNA memberikan judul Jokowi's new Cabinet shows commitment to fight extremism, improve education: Analysts dengan mengambil keterangan pakar.
Dalam headline itu, penunjukan 38 menteri dan pejabat setingkat menteri merupakan menyiratkan tekad Jokowi dalam memerangi ekstremisme dan meningkatkan pendidikan.
Menurut ekonom politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Edbert Gani, kabinet Jokowi memperlihatkan komitmen sang presiden.
"Presiden memilih kabinet yang dia bisa arahkan, dengan sejumlah figur profesional dia kedepankan," terang Edbert kepada CNA.
Media internasional lain yang mengulas pelantikan menteri itu adalah harian besar Amerika Serikat (AS), The Washington Post.

Mengutip dari Associated Press, The Washington Post mengambil judul Indonesia president names election rival as defense minister.
Jokowi yang diambil sumpahnya pada Minggu (20/10/2019), disebut menunjuk rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan.
"Ini adalah hari yang kelam bagi hak asasi manusia dan keadilan di Indonesia," ujar Andreas Harsono, peneliti di Human Rights Watch.
Adapun dalam pernyataannya seusai melantik Kabinet Indonesia Maju, presiden asal Solo itu menegaskan dia siap mengganti jika ada dinilai bekerja tak maksimal.
Baca: Sandiaga: Masuknya Pak Prabowo ke Koalisi Jokowi Cerminkan 3 Hal yang Pernah Disampaikannya
Baca: Jokowi Dinilai Tak Serius Tuntaskan Persoalan Lingkungan Hidup