El Mencho, Mantan Polisi dan Petani Alpukat ini Jadi Gembong Narkoba Terkejam di Meksiko
Perang melawan narkoba di Meksiko belum menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir, meski gembong kartel El Chapo telah ditangkap.

Berbagai produk narkoba yang dihasilkan kartel pimpian El Mencho tak hanya membanjiri AS tetapi juga Eropa, Asia, Australia, hingga ke Afrika.
"Dia adalah musuh masyarakat nomor satu," kata Paul Cranie, kepada DEA di Meksiko saat penangkapan El Chapo pada 2016.
"Dia juga memiliki tentara pribadi dan ribuan preman," tambah Craine.
El Chapo (61), memimpin kartel Sinaloa yang ditakuti hingga penangkapannya pada 2016.
Setelah penangkapan El Chapo, para gembong narkoba rival Sinaloa saling bertempur untuk mengisi kosongnya kekuasaan.
Putra El Chapo, Ivan (37) dan Guzman (31) pernah diculik di sebuah restoran oleh anak buah El Mencho pada 2016.
Keduanya dibebaskan setelah El Chapo bersedia membayar uang tebusan sebesar 2 juta dolar AS.
Kedua putra El Chapo itu kini bekerja sama untuk menggantikan ayah mereka.
Namun, di saat El Chapo kini berada dalam penjara dan usianya yang semakin uzur, cengkeramannya terhadap bisnis haram ini kian lemah.
Di sisi lain, El Chapo dianggap sebagai gembong narkoba generasi lama yang berpegang pada kode kehormatan layaknya mafia Italia.
Namun, El Mencho, si mantan polisi, dianggap sebagai sosok pemimpin kartel Meksiko gaya baru.
Kartel pimpinannya menggunakan media sosial untuk mengabarkan keberadaan mereka.
Mereka juga melakukan aksi teror seperti pemenggalan dan mutilasi yang dipertontonkan kepada dunia.
Dan selama ini El Mencho selalu seperti bayangan tak pernah muncul ke muka publik.
Dia juga tak pernah melakukan langkah terbuka melawan pemerintah, seperti Pablo Escobar yang berujung pada kejatuhannya.