Ebola: Serangan terhadap pekerja medis hambat penangkalan wabah di Kongo
Wabah ebola di Republik Demokratik Kongo yang bermula tahun lalu telah menyebabkan sekitar 1.800 orang meninggal dunia. Bantuan internasional
Seorang perawat yang pernah menjadi bagian tim tanggap darurat Medecins Sans Frontier (MSF) Kate White menjelaskan kepada BBC soal kecurigaan ini.

"Ketidakpercayaan berasal dari konflik selama 20 tahun di bagian timur Kongo. Pelayanan kesehatan di sana sudah lama berantakan dan masyarakat terlupakan selama ini," kata Kate.
"Mereka curiga kenapa Ebola dapat perhatian besar sementara kolera, campak dan malaria juga menyebabkan kematian di sana dan tidak mendapat perhatian."
Menurut catatan lembaga PBB untuk urusan anak-anak UNICEF, "sekurangnya 1.981 kematian akibat campak dilaporkan terjadi di Kongo tahun ini. Dua pertiganya terjadi pada balita. Pada tanggal 23 Juni, ada 115.000 kasus campak, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan 65.000 kasus di seluruh tahun 2018."
Sekalipun campak membunuh orang lebih banyak daripada Ebola, tak ada respon besar terhadap campak.
Kini lembaga PBB menyelenggarakan vaksinasi besar-besaran melawan campak di daerah yang terinfeksi Ebola di Kivu Utara.
Keterlibatan masyarakat
Para pekerja kesehatan kini bekerja dengan pemimpin setempat untuk meningkatkan kepercayaan terhadap mereka.

"Kita harus mendengar masalah mereka, seperti kita juga ingin didengar. Pendekatan kita harus berubah menyesuaikan dengan masukan dari masyarakat setempat, dan melihat kebutuhan kesehatan mereka," kata Kate White.
Menurutnya, perang persepsi ini bisa dimenangkan.
"Membangun kepercayaan itu harus melalui membangun hubungan dalam jangka panjang."
Seperti halnya Charles Lwanga-Kikwaya. Ia dan tim medisnya diserang di pusat vaksinasi Ebola di Kongo.

Ia dirawat enam hari akibat serangan itu, dan sesudah beberapa bulan, ia kembali bekerja melawan Ebola.
"Saya harus terus berjuang sampai wabah ini selesai," kata Lwanga-Kikwaya.
"Saya tak bisa membiarkan saudara-saudara saya mati karena penyakit ini, padahal saya mampu untuk menghentikannya."