Minggu, 5 Oktober 2025

Ebola: Serangan terhadap pekerja medis hambat penangkalan wabah di Kongo

Wabah ebola di Republik Demokratik Kongo yang bermula tahun lalu telah menyebabkan sekitar 1.800 orang meninggal dunia. Bantuan internasional

"Orang-orang beranggapan Ebola tidak ada," kata Dr. Pascal Vahwere, yang bekerja melawan penyakit ini.

"Tim saya yang bekerja melawan Ebola diserang orang-orang karena anggapan itu."

Ini terjadi ketika Dr. Vahwere dan timya berada di desa terpencil di provinsi Kivu Utara di Republik Demokratik Kongo. Sekelompok orang yang marah mengelilingi mereka.

"Tiba-tiba mereka berkerumun membawa senjata api dan parang. Kami tak tahu kenapa mereka menyerang. Kami ketakutan, lalu bicara kepada pemimpin setempat agar menenangkan orang-orang itu."

Bagi para pekerja kesehatan yang ditugaskan ke desa yang terinfeksi Ebola, mereka menghadapi risiko tinggi.

Tahun ini saja, tujuh orang pekerja kesehatan tewas dalam rangkaian serangan terhadap mereka ketika berupaya mengatasi Ebola.

Pekerja kesehatan berada di dalam 'zona merah' pusat perawatan Ebola, yang diserang pada 9 Maret 2019.
MSF
Orang bersenjata menyerang pusat perawatan Ebola di Butembo, di kawasan timur Kongo, menewaskan seorang polisi dan melukai seorang pekerja medis.

Desas desus

Teori konspirasi dan kemarahan terhadap kurangnya respon menyalakan kebencian di antara penduduk yang rentan terhadap epidemi maut ini.

A woman looks at burned equipment in an Ebola treatment centre, which was attacked in Butembo
Getty Images
At least seven health workers have been killed this year in DRC

"Informasi palsu tersebar sehingga orang percaya Ebola adalah upaya politisi untuk mencari uang," kata Dr. Vahwere yang bekerja untuk komite penyelamatan internasional di kota Goma di Kongo bagian timur.

"Beberapa bahkan berkata, perawatan itulah yang sesungguhnya menyebabkan kematian," tambahnya.

Serangan

Desas-desus semacam ini menyebabkan peningkatan serangan terhadap para pekerja kesehatan.

"Dari 1 Januari hingga 24 Juli, ada 189 serangan terhadap fasilitas dan pekerja kesehatan. Menurut catatan WHO serangan-serangan ini menyebabkan 7 orang meninggal dan 58 luka-luka di Kongo," kata Sakuya Oka, Manajer Komunikasi WHO kepada BBC.

Dr Richard Mouzoko (kanan) bersama Director ITM Prof Dr Bruno Gryseels
Institute of Tropical Medicine
Richard Mouzoko (kanan) terbunuh dalam serangan mematikan di Butembo University Hospital.

Termasuk di antara yang meninggal dalam serangan adalah ahli penyakit menular dari WHO, Richard Mouzoko. Ia terbunuh dalam serangan di Butembo University Hospital tanggal 19 April.

Bulan Mei, penduduk desa di kawasan Timur Kongo membunuh seorang pekerja kesehatan dan menjarah fasilitas perawatan.

Tanggal 15 Juli, dua pekerja kesehatan yang sedang melakukan kampanye pencegahan Ebola dibunuh di rumah mereka di Provinsi Kivu Utara.

Menyebar

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved