Sabtu, 4 Oktober 2025
Deutsche Welle

Cara Mengurangi Derita Anak Akibat Perpisahan Orang Tua

Orang tua mungkin saja punya alasan kuat untuk berpisah. Namun bagi anak-anak, ini adalah kehancuran dunia yang mereka kenal.

Bagi psikolog Werneck, asumsi anak kecil seperti ini tidak lah mengejutkan. "Terutama pada usia prasekolah, anak-anak berpikir sangat egosentris," ujarnya. "Mereka percaya bahwa mereka telah sedikit banyak berkontribusi pada semua yang terjadi di dunia."

Banyak orang tua, lanjutnya, lupa memberi tahu anak-anak bahwa mereka tidak dapat disalahkan atas kegagalan hubungan orang tuanya.

Corinna yang berusia sembilan tahun mengatakan dia tidak pernah menyalahkan diri sendiri atas perpisahan orang tuanya. Namun, ibunya berharap dia memihak.

"Ibuku berharap kami marah dengan ayah kami," ujarnya. "Itu kesalahan terbesar ibuku. Dia membuat masalahnya dengan ayah juga menjadi masalah kami."

Tidak dapat bimbingan emosi

Wypych yang juga bekerja sebagai psikolog legal mengatakan anak-anak akan kehilangan kedua orang tuanya jika orang dewasa terobsesi dengan konflik mereka. Anak-anak, katanya, "seperti anak yatim secara emosional."

Sang ibu berbicara buruk tentang sang ayah, dan sang ayah berbicara buruk tentang sang ibu. Sementara itu, anak-anak dipaksa untuk berdiri di antara keduanya dan akhirnya terpecah-belah. Rusaknya hubungan orang tua dan anak secara alami menjadi konsekuensinya.

Wypych menjelaskan bahwa ketika salah satu pihak orang tua berbicara buruk tentang yang lain di depan anak, mereka mungkin tidak mempertimbangkan fakta bahwa beberapa kata atau label negatif bisa juga melekat pada diri anak.

"Ada bagian dari sang anak yang jadi buruk secara permanen," katanya. Dan jaminan adanya kerusakan terhadap harga diri anak, tambahnya, bisa sangat besar.

Meski orang dewasa menganggap jika hinaan, tindakan pembalasan dendam ringan dan agresi mereka terhadap pasangan dapat "dibenarkan," tetapi bagi anak yang mendengarkan, itu adalah hal yang kejam.

Hal ini banyak dibenarkan oleh orang-orang yang berbagi pengalaman mereka dalam artikel ini.
"Yang penting adalah apakah orang tua berhasil memisahkan peran mereka sebagai pasangan [mantan] dari peran mereka sebagai orang tua," kata Wypych.

Ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang nyaris mustahil, tetapi tidak ada cara lain untuk mengatasinya.

Terapis ini pun merekomendasikan pasangan disfungsional yang memiliki anak untuk meminta nasihat dari para profesional terkait perpisahan. Banyak organisasi nirlaba menawarkan layanan seperti itu.

Yang penting adalah, katanya, untuk terus menyampaikan kepada anak-anak bahwa mereka aman dan bahwa mereka dapat mendatangi kedua orang tua bila mereka merasa khawatir.

Orang tua dan teman

Para orang tua yang telah berpisah dan yang masih membaca hingga titik ini - mungkin bisa bernapas lega karena mereka telah berhasil tetap berteman dengan mantan pasangan mereka. Namun pengaturan ini juga tidak selalu mudah bagi anak-anak.

"Sebagai orang dewasa, dan terutama sebagai psikolog, kita secara alami menggambarkan ini sebagai titik awal yang lebih baik," kata Werneck. "Namun, anak-anak akan bertanya pada diri sendiri, 'Mengapa orangtua saya mesti berpisah?'"

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved