Soal Kesepakatan Nuklir Iran, Trump: Saya Tidak Peduli dengan Eropa!
Donald Trump pun menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki masalah dengan kesepakatan tersebut, baik itu bilateral atau multilateral.
Kemudian NBC meminta tanggapan Trump terkait sikap para penandatangan Uni Eropa yang meyakini bahwa Iran akan mematuhi ketentuan-ketentuan perjanjian itu.
Baca: Tak Hanya Bilang Bau Seperti Ikan Asin, Galih Ginanjar Juga Sebut Mantan Istri Sangat Hedon
Baca: PKB Jatim Tegaskan Belum Ada Pembicaraan dengan Eksternal Partai Terkait Pilwali Kota Surabaya 2020
Namun Trump langsung menegaskan bahwa Uni Eropa mengatakan hal itu karena mereka memiliki kepentingan bisnis di Iran.
"Saya tidak peduli dengan orang Eropa, orang-orang Eropa berbisnis ke luar dan menghasilkan banyak uang,".
"Di Prancis, mereka menjual mobil ke Iran, mereka juga melakukan hal-hal lain,".
Trump mengaku bahwa AS selama ini telah memiliki sikap yang sangat baik untuk Eropa dan merawat hubungan itu.
"NATO, kami menghabiskan jumlah yang luar biasa, pada perdagangan. Tapi Uni Eropa mengambilnya, sungguh, mereka benar-benar telah mengambil keuntungan dari kami dalam waktu yang lama,".
Ia kemudian mengkonfirmasi bahwa dirinya akan bernegosiasi dengan Iran, jika perundingan itu 'tidak memiliki prakondisi'.
Namun demikian, Trump menyebutkan prasyarat yang ia ajukan sendiri, bahwa Iran 'tidak akan dapat memiliki senjata nuklir'.
"Ini dia, dengar, anda (Iran) tidak dapat memiliki senjata nuklir,".
"Dan jika anda ingin membicarakannya, bagus, tapi kalau tidak, anda bisa hidup dalam kondisi ekonomi yang hancur untuk waktu yang lama di masa mendatang,".
Trump mengklaim ekonomi Iran kini 'benar-benar hancur' dan negara itu tengah mengatasi inflasi yang tinggi akibat sanksi yang diberlakukan AS.
Ia menambahkan, akan lebih baik bagi Iran untuk memilih melakukan pembicaraan daripada pergi berperang.
Bahkan suami Melania Trump tersebut menekankan jika perang dimulai pun, itu akan mengarah pada 'pemusnahan'.
"Saya tidak menginginkan perang, dan jika pun ada, itu akan musnah seperti yang belum pernah anda lihat sebelumnya, tapi saya tidak ingin melakukan itu,".
Perlu diketahui, wawancara tersebut dilakukan saat ketegangan bilateral antara AS dan Iran meningkat setelah Trump secara sepihak mengabaikan keepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kebijakan 'tekanan maksimum'.