Misteri malam pengantin: Tradisi 'menguping' di negara-negara Kaukasus dan melihat 'seprai di pagi hari'
Malam pengantin di negara-negara Kaukasus bisa menjadi siksaan pagi pengantin perempuan karena tradisi 'menguping' dan memamerkan seprai di
Keluarga akan memberi selamat ketika melihat noda darah dan hanya dengan ini upacara pernikahan dianggap komplet.
"Inilah mengapa malam pengantin terselubung misteri - apa yang akan ditampilkan oleh seprai di pagi harinya," kata Shakhla Ismail, yang mempelajari hak-hak perempuan di Azerbaijan.
Jika tak ada noda darah, pengantin perempuan bisa dikucilkan dan dikembalikan ke orang tuanya, dianggap "cacat".
Kemudian jika ia bercerai, akan sulit baginya menikah kembali. Ia juga bisa dirundung di rumah orang tuanya.

Pegiat hak asasi Azerbaijan mengatakan tradisi menguping di malam pengantin dan memamerkan seprai ini masih tersebar terutama di daerah pedesaan.
Terkadang sebelum pernikahan, calon pengantin perempuan diperiksa oleh "spesialis" yang memastikan keperawanannya.
Tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO meminta agar praktek ini dihentikan, tapi masih saja dijalankan hingga kini di 20 negara.
"Teror melampaui rasa malu"
Rasa malu, takut dan sakit menghantui Elmira pada malam pengantinnya. Di pagi harinya, "para saksi" masuk ke kamar tidurnya untuk mengambil seprai.
"Saat itu saya tak peduli lagi. Hal itu menjijikkan, tapi teror dari malam sebelumnya melampaui rasa malu saya," kata Elmira.
Tradisi menjadi semakin mendatangkan trauma bagi perempuan kata psikolog Ellada Gorina.
- Tes keperawanan di Afghanistan, 'menghancurkan hidup perempuan'
- Kapan remaja Inggris 'melepas' keperawanan atau keperjakaan mereka?
- Perempuan yang menentang seksisme dengan kacang pistacio
Di zaman modern, orang menikah di usia lebih lanjut dan punya pengalaman seks sebelum menikah. Peran para saksi ini tak lagi untuk memberi nasehat melainkan untuk memastikan keperawanan si perempuan.
"Hingga kini banyak perempuan menganggap engi itu sesuatu yang normal," kata Gorina. "Trauma, konflik dan penderitaan terjadi ketika generasi baru rumbuh lebih progresif ketimbang orang tua mereka."

Negar, yang pernah tinggal di pedesaan Azerbaijan ingat di malam pengantinnya, tak hanya satu atau dua "konsultan", tapi ia memiliki "seluruh desa" berkumpul di kamar sebelah.