Serangan di Sri Lanka: Presiden larang cadar bagi perempuan Muslim
Presiden Maithripala Sirisena mengatakan ia mengambil langkah darurat pelarangan cadar yang menutup seluruh wajah demi pertimbangan keamanan
Presiden Sri Lanka mengumumkan pelarangan cadar dan semua aksesori yang menutup seluruh wajah yang ditujukan untuk perempuan Muslim, setelah serangan bom hari Minggu pekan lalu yang menewaskan setidaknya 250 orang.
Presiden Maithripala Sirisena mengatakan ia mengambil langkah darurat pelarangan aksesori yang menutup seluruh wajah demi pertimbangan keamanan nasional.
Larangan akan mulai berlaku hari Senin (29/04).
Saat pengumuman dikeluarkan pemerintah tidak secara spesifik menyebut burka atau niqab.
Disebutkan bahwa wajah tidak boleh ditutupi untuk memudahkan identifikasi.
- Serangan di Sri Lanka: Siapakah National Thowheed Jamath?
- Serangan di Sri Lanka: 'Jaringan internasional' diduga terkait dengan pengeboman
- Siapakah Zahran Hashim, terduga dalang serangan Sri Lanka?
Sementara itu, ayah dan dua saudara laki-laki dari terduga dalang serangan yang terjadi pada saat Paskah di Sri Lanka, Zahran Hashim, terbunuh dalam sebuah operasi penggerebekan yang dilakukan polisi.
Hashim, yang meledakkan diri di sebuah hotel di Kolombo, mendirikan sebuah kelompok militan National Thawheed Jamath (NTJ), yang saat ini sudah dilarang di negara itu.

Polisi menggerebek markas kelompok ini yang berlokasi di sebelah timur Kattankudy.
Kebaktian gereja Minggu dibatalkan di seluruh negeri sebagai tindakan pencegahan tetapi para jemaat di ibukota berkumpul untuk berdoa di luar gereja St. Anthony's, yang rusak parah dalam serangan itu.
Bagaimana kerabat Hashim tewas dalam penggerebekan itu?
Pasukan keamanan menyerbu sebuah rumah di Sainthamaruthu, dekat kota kelahiran Hashim, Kattankudy, pada hari Jumat (28/09).
Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ketika pasukan bergerak masuk, kata polisi, dan tiga pria melepaskan bahan peledak, membunuh diri mereka sendiri, enam anak-anak dan tiga wanita. Tiga orang lainnya tewas dalam tembak-menembak.

Seorang kerabat dekat keluarga itu mengkonfirmasi kepada BBC News bahwa ayah dan dua saudara laki-laki Hashim tewas dalam penggerebakan itu.
Sumber-sumber kepolisian yang berbicara dengan kantor berita Reuters menyebut ketiga orang itu sebagai Mohamed Hashim dan kedua putranya, Zainee Hashim and Rilwan Hashim.
Ketiganya terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial, menyerukan perang habis-habisan terhadap semua orang yang tidak beriman.