Senin, 6 Oktober 2025

Serangan di Sri Lanka: 'Jaringan internasional' diduga terkait dengan pengeboman

Pejabat Sri Lanka mengatakan serangkaian pengeboman di gereja dan hotel yang menyebabkan 290 orang meninggal dunia dilakukan oleh kelompok garis

Menurut profil di Facebook, Serhan Selcuk Narici pindah ke Kolombo pada Maret 2017.

Ayahnya, Baba Memhet Narici, kepada Anadolu, mengatakan bahwa anaknya bekerja sebagai teknisi listrik di kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Sri Lanka.

"Pagi ini sekitar pukul 5.00 ia mengirim pesan WhatsApp dan menyapa saya 'Selamat Pagi'. Itulah kabar terakhir yang saya terima," kata Narici.

Korban lain, Yigit Ali Cavus, juga dikenal sebagai insinyur.

"Ia anak yang pintar. Ia lulus dari Istanbul Technical University dengan nilai sangat memuaskan. Ia menguasai dua bahasa," kata ayahnya.

Belum diketahui dengan jelas di mana posisi dua teknisi ini saat serangan terjadi.

Dua warga Australia dari satu keluarga

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan dua warga Australia meninggal dunia dalam serangan di Sri Lanka.

Keduanya berasal dari satu keluarga dan sudah tinggal di negara ini selama beberapa waktu.

Cucu politikus Bangladesh

Cucu anggota parlemen Bangladesh, Sheikh Fazlul Karim Selim, meninggal dalam serangan.

Pihak keluarga, seperti dikutip media setempat mengatakan, ia meninggal dalam serangan di hotel tempat ia dan keluarganya menginap, namun tidak dijelaskan nama hotel yang dimaksud.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved