Perempuan Ini Dibakar Hidup-hidup Warga Kampung Karena Laporkan Dugaan Pelecehan Seksual
Sekitar dua minggu sebelumnya, ia telah membuat pengaduan keluhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kepala sekolahnya.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah bertemu keluarga Nusrat di Dhaka dan berjanji bahwa setiap orang yang terlibat di dalam pembunuhan itu akan diadili. "Tak ada pelaku yang akan terbebas dari tindakan hukum," kata Sheikh Hasina.
Kematian Nusrat telah memicu protes dan ribuan orang menggunakan media sosial untuk menyatakan kemarahan mereka, baik terhadap kasus itu maupun pada perlakuan terhadap korban pelecehan dan kekerasan seksual di Bangladesh.
"Banyak perempuan yang tidak protes karena takut sesudah kejadian itu. Burqa, bahkan pakaian dari besi tak mampu menyetop pemerkosa," kata Anowar Sheikh di laman Facebook BBC Bengali.
"Saya ingin punya anak perempuan sepanjang hidup saya, tapi sekarang saya takut. Melahirkan anak perempuan di negeri ini artinya hidup dan ketakutan dan kecemasan," kata Lopa Hossain di post Facebook-nya.
Menurut kelompok pembela hak perempuan di Bangladesh, Mahila Parishad, terdapat 940 peristiwa perkosaan di Bangladesh pada tahun 2018. Namun beberapa peneliti menyatakan angka sesungguhnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi.
"Ketika seorang perempuan mencoba mencari keadilan untuk pelecehan seksual, ia harus menghadapi lebih banyak lagi pelecehan. Kasusnya bisa berjalan beberapa tahun, dan ia akan dipermalukan oleh masyarakat, keinginan polisi untuk melakukan penyelidikan yang pantas juga sangat kecil," kata Salma Ali, pengacara hak asasi manusia dan bekas direktur asosiasi pengacara perempuan di Bangladesh.
"Ini membuat para korban berhenti mencari keadilan. Ujung-ujungnya para penjahat ini tidak dihukum, dan mereka akan melakukan kejahatan serupa. Yang lain tidak takut melakukan kejahatan semacam itu karena contoh-contoh yang terjadi ini."
Kini orang-orang bertanya: mengapa kasus Nusrat hanya mendapat perhatian sesudah ia diserang? Dan apakah kasus Nusrat ini akan mengubah cara pandang orang tentang pelecehan seksual di Bangladesh?
Di tahun 2009, Mahkamah Agung memerintahkan pembangunan ruang khusus untuk pelecehan seksual di lembaga pendidikan di mana para pelajar bisa melakukan pengaduan, tetapi hanya sedikit sekali sekolah yang menjalankan perintah itu. Para aktivis kini menuntut agar perintah itu dilaksanakan dan dimasukkan ke dalam undang-undang agar bisa melindungi para pelajar.
"Peristiwa ini telah mengguncang kita, tetapi sebagaimana kita lihat di masa lalu, peristiwa ini dilupakan seiring berjalannya waktu. Saya pikir tak akan banyak perubahan sesudah ini. Kita harus lihat apakah keadilan ditegakkan," kata Profesor Kaberi Gayen di Universitas Dhaka.
"Perubahan telah datang, baik secara psikologis maupun dalam pelaksanaan penegakan hukum. Kesadaran tentang pelecehan seksual harus dimunculkan sejak anak-anak di sekolah-sekolah," kata Prof Kaberi.