Venezuela: Kelompok oposisi 'diam-diam temui' pejabat militer, Maduro siap berdialog
Presiden majelis nasional Venezuela, Juan Gaido, mengatakan bahwa kelompok oposisi telah melakukan pertemuan diam-diam dengan anggota militer
Presiden majelis nasional Venezuela, Juan Gaido, mengatakan bahwa kelompok oposisi telah melakukan pertemuan diam-diam dengan anggota militer dan pasukan keamanan.
Dalam sebuah kolom di suratkabar New York Times, Rabu (30/01), Guaido, yang bersikeras bahwa ialah presiden sementara Venezuela yang sah, mengatakan setiap transisi membutuhkan dukungan militer.
"Kami telah melakukan pertemuan rahasia dengan anggota militer dan pasukan keamanan, "tulis Guaido.
- Venezuela: Pemimpin oposisi 'dilarang ke luar negeri' dan rekeningnya 'dibekukan'
- Venezuela: AS jatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak BUMN
- Rusia, Cina dan Turki tuding kekuatan asing berupaya 'merebut kekuasaan' kepemimpinan di Venezuela
Dia kemudian menuliskan: "Penarikan dukungan militer terhadap Maduro sangatlah penting untuk memungkinkan perubahan dalam pemerintahan."
Dalam artikel itu, Guaido mengulangi tawarannya untuk memberikan amnesti kepada pejabat militer yang tidak terbukti melakukan dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Nicolas Maduro: 'Militer Venezuela mendukung saya'
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolás Maduro menolak seruan digelarnya pemilu presiden yang baru di tengah terus bergulirnya unjuk rasa terhadap kepemimpinannya.
Maduro kembali menegaskan bahwa kemenangannya dalam pemilu presiden pada musim semi lalu itu adalah sah.
Pernyataan Maduro ini merupakan tanggapan atas pernyataan pemimpin oposisi, Juan Guaido, yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada pekan lalu.
Walaupun demikian, dalam wawancara dengan Kantor berita Rusia, Maduro mengatakan dirinya siap menggelar pembicaraan dengan kubu oposisi.
"Saya siap duduk di meja perundingan dengan pihak oposisi sehingga kita dapat membicarakannya demi kebaikan Venezuela," katanya kepada kantor berita Rusia, RIA di Caracas.
Maduro mengatakan apabila AS dan negara lainnya menginginkan perubahan, mereka harus menunggu sampai 2025.
Dia menambahkan bahwa dia mendapat dukungan dari militer Venezuela, dan menuduh anggota militer yang melakukan disersi hendak melakukan kudeta.
"Mereka adalah tentara bayaran oligarki Kolombia dan berkonspirasi dari Kolombia untuk memecah belah militer," katanya, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Dia menambahkan bahwa dia tidak siap menerima ultimatum atau pemerasan, dan bersikeras bahwa dia mendapat dukungan dari militer Venezuela, dan menuduh para desertir berkonspirasi untuk merencanakan kudeta.