Trump mendadak kunjungi tentara AS di Irak: 'Kami tidak ingin menjadi polisi dunia'
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi tentara AS yang bertugas di Irak, dalam kunjungan yang tidak diumumkan sebelumnya.
"Kita bukan lagi pecundang, saudara-saudara," katanya kepada personil AS. "Kita kembali dihormati sebagai bangsa."
Trump mengatakan AS dapat menggunakan Irak sebagai pangkalan di masa depan jika "kami ingin melakukan sesuatu di Suriah", demikian laporan kantor berita Reuters.
Dia membela keputusannya untuk menarik pasukan AS dari Suriah selama kunjungan itu.
"Saya sudah menjelaskan sejak awal bahwa misi kami di Suriah adalah menelanjangi ISIS (nama lain kelompok yang menamakan diri Negara Islam)," katanya.
"Delapan tahun yang lalu, kita (tentara AS) pergi ke sana (Suriah) selama tiga bulan, dan kita tak pernah meninggalkannya. Kini, kami melakukannya dengan benar dan kami akan menyelesaikannya."
Trump juga mengungkap tentang pembicaraannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang diyakini telah mempengaruhi keputusannya untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah.
"Saya akan memberi tahu Anda bahwa saya telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Erdogan yang ingin memukul mereka (ISIS) juga dan dia akan melakukannya. Dan yang lain juga akan melakukannya," kata Trump.
Dia mengatakan tidak akan ada penundaan dalam penarikan pasukan AS dari Suriah dan menambahkan bahwa AS "tidak dapat melanjutkan menjadi polisi dunia".
"Itu tidaklah adil ketika dibebankan kepada kita, Amerika Serikat," katanya.
"Kami tidak ingin dimanfaatkan lagi oleh negara-negara yang menggunakan kami dan menggunakan militer kami yang luar biasa untuk melindungi mereka. Mereka tidak membayar untuk itu, dan mereka harus melakukannya."
Presiden juga mengatakan bahwa pertimbangan keamanan mencegahnya menemui pasukan AS di wilayah itu beberapa pekan lalu.
Mengapa penarikan pasukan AS dari Suriah menjadi kontroversial?
Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah pada pekan lalu.
Tetapi keputusan itu dipertanyakan para pendukungnya dari Partai Republik dan negara-negara sekutunya, yang membantah bahwa kekuataan ISIS di Suriah telah sepenuhnya ditaklukkan.
Mereka kemudian mengatakan bahwa penarikan pasukan AS dari negara itu akan membangkitkan kembali kekuatan ISIS.