Pengadilan Spanyol 'salah artikan' pasal perkosaan, gelombang protes bermunculan
Karena korban yang lemas akibat pengaruh alkohol dan obat-obatan tak melawan, hakim di Spanyol menyatakan pelaku tak terbukti melakukan perkosaan.
Putusan pengadilan kota Lleida, Spanyol, yang membebaskan dua terdakwa dari dakwaan pemerkosaan memicu gelombang protes.
Badan peradilan di kota bagian timur laut Spanyol itu memang menjatuhkan hukuman penjara selama 4,5 tahun kepada pelaku. Namun hakim menganggap pelaku tak memaksakan hubungan seksual atau memperkosa korban.
Dua pelaku itu dianggap tak terbukti mengintimidasi korban sebelum 'perbuatan seksual menyimpang' terjadi. Dua pelaku dalam kasus ini adalah paman dan saudara sepupu korban.
Gelombang protes di Spanyol sebelumnya muncul April lalu, ketika lima laki-laki dibebaskan dari dakwaan memerkosa remaja perempuan dalam Festival San Fermin di Pamplona.
Sejak saat itu, sejumlah demonstrasi digelar menentang peradilan yang dianggap kental nuansa patriarki.
- Protes pelecehan seksual warnai pembukaan festival banteng di Spanyol
- Pendeta Korsel dipenjara 15 tahun lantaran perkosa delapan anggota jemaat
- Korban pemerkosaan divonis bersalah karena aborsi, pegiat HAM protes
Dalam kasus di Lleida, kedua pelaku disebut menemui korban di sebuah bar. Dari sana, mereka lantas pergi ke klub malam.
Namun dua laki-laki itu kemudian menyeret korban ke jalanan sepi. Mereka memaksakan hubungan badan, permintaan yang ditolak korban.
Sang korban disebut memohon agar dua laki-laku itu menghentikan perbuatan mereka. Ia menangis, lalu muntah.
Para pelaku disebut memanfaatkan kondisi lemah korban, yang diduga disebabkan minuman beralkohol serta obat antidepresan.
Kondisi fisik itu membuat korban tak melawan. Atas dasar pertimbangan ini, hakim menganggap tak ada kekerasan atau paksaan dalam hubungan badan tersebut.
Konsekuensi pertimbangan itu, kata hakim, pasal pemerkosaan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun tidak dapat diterapkan.

Beragam kemarahan pun muncul di dunia maya. Ribuan unggahan di media sosial mengutuk putusan pengadilan Lleida.
Seorang pengguna Twitter, Mercedes Domènech, menyebut putusan hakim itu sebagai skandal.
"Jika Anda tidak mempertahankan diri, Anda tidak dapat disebut diperkosa. Tapi jika Anda melawan, pelaku akan membunuh Anda," ujarnya.