Minggu, 5 Oktober 2025

Pengadilan Spanyol 'salah artikan' pasal perkosaan, gelombang protes bermunculan

Karena korban yang lemas akibat pengaruh alkohol dan obat-obatan tak melawan, hakim di Spanyol menyatakan pelaku tak terbukti melakukan perkosaan.

Aksi itu digelar untuk memperingati hari penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang jatuh pada 25 November.

Di sisi lain, tiga hakim dalam kasus di Lleida ternyata juga terlibat pada putusan kontroversial lain yang muncul pekan ini. Mereka membebaskan seorang laki-laki dari dakwaan percobaan pembunuhan.

Laki-laki itu disebut mengancam istrinya dengan pisau dapur. Ia juga mencekik istrinya di hadapan anak-anak mereka.

Sang istri selamat dari serangan itu, sementara suaminya dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun akibat kekerasan dalam rumah tangga.

Vonis itu tak sesuai dengan tudingan pengacara yang menyebut pelaku pantas diganjar dua tahun penjara karena kekerasan fisik yang nyata.

Spanyol
Getty Images
Dalam kasus San Fermin Juni lalu, otoritas lokal mengabaikan desakan pembatalan festival meski pemerkosaan di ajang itu menjadi perhatian banyak kalangan.

Setelah serangkaian putusan pengadilan yang kontroversial ini, pemerintah Spanyol meminta sejumlah pakar memperbarui hukum tentang kekerasan seksual.

Pemerintah Spanyol berharap definisi pemerkosaan yang baru dapat mencakup sejumlah kekerasan seksual.

Adapun, lembaga pemantau HAM, Amnesty International, mengkritik tidak adanya kebijakan pemerintah Spanyol untuk membantu perempuan korban kekerasan seksual.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved