Pengadilan Spanyol 'salah artikan' pasal perkosaan, gelombang protes bermunculan
Karena korban yang lemas akibat pengaruh alkohol dan obat-obatan tak melawan, hakim di Spanyol menyatakan pelaku tak terbukti melakukan perkosaan.
Aksi itu digelar untuk memperingati hari penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang jatuh pada 25 November.
Di sisi lain, tiga hakim dalam kasus di Lleida ternyata juga terlibat pada putusan kontroversial lain yang muncul pekan ini. Mereka membebaskan seorang laki-laki dari dakwaan percobaan pembunuhan.
Laki-laki itu disebut mengancam istrinya dengan pisau dapur. Ia juga mencekik istrinya di hadapan anak-anak mereka.
Sang istri selamat dari serangan itu, sementara suaminya dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun akibat kekerasan dalam rumah tangga.
Vonis itu tak sesuai dengan tudingan pengacara yang menyebut pelaku pantas diganjar dua tahun penjara karena kekerasan fisik yang nyata.

Setelah serangkaian putusan pengadilan yang kontroversial ini, pemerintah Spanyol meminta sejumlah pakar memperbarui hukum tentang kekerasan seksual.
Pemerintah Spanyol berharap definisi pemerkosaan yang baru dapat mencakup sejumlah kekerasan seksual.
Adapun, lembaga pemantau HAM, Amnesty International, mengkritik tidak adanya kebijakan pemerintah Spanyol untuk membantu perempuan korban kekerasan seksual.