Jumat, 3 Oktober 2025

Cendekiawan China Sebut Perang Dagang AS-China Lebih Banyak Ruginya

Perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) tidak hanya menjadi perhatian pemerintah dan kalangan pengusaha China, tetapi juga cendekiawan.

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Febby Mahendra Putra
Chen Wenling (jas merah), Asisten Chief Executive Officer China Center fo International Economic Exchange (CCIEE). . 

Laporan Reporter Febby Mahendra

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) tidak hanya menjadi perhatian pemerintah dan kalangan pengusaha China, tetapi juga cendekiawan.

Sebuah lembaga penelitian bernama China Center For International Economic Exchaneg (CCIEE) yang berkantor di Kota Beijing, menaruh perhatian besar terhadap fenomena yang menjadi sorotan dunia itu.

"Sebenarnya pemerintah Amerika Serikat (AS) bukan hanya melakukan perang dagang dengan China saja tetapi juga dengan banyak negara. AS juga keluar dari berbagai organisasi internasional yang tidak dia sukai," ujar Prof Chen Wenling, Asisten Executive Officer CCIEE, ketika bertemu delegasi Indonesia yang diundang Kedutaan Besar China di Indonesia, Selasa (6/11/2018) lalu.

Baca: Donald Trump Prihatin dengan Tragedi Kebakaran Hutan di California

Perang dagang yang dilakukan pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump terhadap China dipicu pelanggaran hak kekayaaan intelektual sebuah perusahaan besar AS dan defisit neraca perdagangan AS terhadap China.

CCIEE merupakan lembaga yang dibentuk pada 20 maret 2009, di bawah supervisi Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi, bertugas melakukan riset masalah ekonomi dalam dan luar negeri serta memberi saran kepada pemerintah terkait masalah ekonomi.

Chen Wenling menyebut kenaikan tarif bea masuk barang-barang produk China ke AS bakal mendatangkan kerugian bagi rakyat negara super power tersebut.

"Amerika Serikat lebih banyak mengalami kerugian daripada China. Konsumen di AS menderita kerugian karena kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga," ujar Chen Wenling.

Baca: Dua Pemimpin Khmer Merah Dinyatakan Bersalah Atas Kasus Genosida di Kamboja

Perempuan tersebut tampak begitu bersemangat ketika menyoroti jalan pikiran dan keputusan Presiden Donald Trump.

"Saya jadi teringat pendapat mantan Presiden Barack Obama yang menyebut Trump mirip Adolf Hitler. Saya pernah berkunjung ke museum perang dunia II di Jerman. Ternyata Hitler pandai pidato, mampu membangkitkan semangat, dan pada saat itu perekonomian Jerman sedang bagus," ujarnya.

Menurutnya kondisi Jerman saat itu mirip dengan AS saat Trump berkuasa.

"Saat itu Hitler sangat sombong dan menganggap bangsanya sangat unggul. Mirip dengan Trump sekarang," tambah Chen Wenling.

Ia optimis perang dagang AS-China bisa dihentikan manakala dua pemimpin negeri tersebut bertemu untuk berdiskusi.

"Sebenarnya pada Mei 2018 lalu telah ada kesepatan penurunan tarif bea masuk barang China yang masuk AS, namun 10 hari kemudian dibatalkan," terangnya.

Sebagai dampak perang dagang itu, pemerintah China mengurangi pembelian pesawat terbang dari AS, selain minyak bumi dan gas.

"Untuk pemberian chip dari AS akan dicarikan dari negara lain," kata Chen Wenling.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved