Senin, 6 Oktober 2025

Perjuangan atlet difabel Indonesia jelang Asian Para Games 2018 di Jakarta

Dua atlet difabel Indonesia bersiap menghadapi Asian Para Games 2018 di Jakarta, Oktober mendatang.

Sudah lebih dari setengah jam perenang di jalur tengah kolam renang di pinggiran Kota Surakarta, Jawa Tengah, itu meluncur nonstop. Lajunya demikian cepat dan konstan.

Sejumlah pengunjung yang baru datang, mengamati si perenang di jalur tengah tersebut. Wajah mereka seketika melongo ketika perenang tersebut beranjak ke luar kolam. Kaki kirinya tidak ada!

Perenang itu adalah Jendi Panggabean, perenang difabel Indonesia.

Ketika ditemui beberapa pekan lalu, pemuda asal Sumatera Utara ini sibuk berlatih untuk persiapan Asian Para Games 2018 di Jakarta.

"Harapan saya bisa memberikan medali untuk Indonesia," ujarnya, merujuk perhelatan pesta olahraga atlet difabel se-Asia pada 6-13 Oktober mendatang.

Ekspektasi Jendi beralasan. Dia adalah peraih lima medali emas pada ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur. Tanpa kaki kirinya, dia mampu mencetak sedikitnya empat rekor baru untuk Indonesia.

Kecelakaan motor

Jendi terlahir dengan dua kaki utuh. Namun, pada 2004 lalu, saat usianya masih 12 tahun, dia terlibat kecelakaan motor dan kaki kirinya harus diamputasi.

"Perasaan saya agak sedih, merasa berbeda dengan orang lain karena kaki saya hanya satu. Tapi yang lebih saya sedih itu kepada orangtua. Mereka terpukul lah melihat anaknya dalam keadaan seperti ini," papar Jendi.

Sesudah kecelakaan, Jendi bersyukur dirinya tidak pernah dirundung alias dibully oleh teman-temannya.

Perasaan minder menghinggapi dirinya ketika memasuki bangku SMA. Tapi, orangtuanya sangat berperan pada periode itu dalam membesarkan hatinya.

"Orangtua selalu menguatkan saya, 'Kamu harus tetap semangat walaupun dalam keadaan seperti ini, kamu harus berjuang kamu harus bisa seperti normal. Pokoknya kamu suatu saat nanti pasti bisa jadi orang yang berguna lah untuk orang banyak'," papar Jendi menirukan ucapan orangtuanya.

Menjadi atlet

Perkataan orangtua Jendi rupanya perlahan menjadi kenyataan.

Jendi bertemu dengan pelatih yang sedang mencari bibit-bibit atlet difabel. Oleh sang pelatih, dia diajari teknik-teknik khusus untuk berenang mengingat salah satu kakinya tidak ada.

Namun, pemuda itu berkemauan keras. Pada 2012, ketika ada pemusatan latihan daerah untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional, Jendi berkukuh berlatih bersama atlet-atlet non-difabel.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved