Tiga Wartawan Rusia Tewas di Republik Afrika Tengah
Organisasi berita online Rusia Investigation Control Center (TSUR) menyampaikan hal itu dalam sebuah postingan di jejaring sosial Facebook pada Selasa
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SIBUT - Kementerian Luar Negeri dan kantor berita Rusia mengatakan tewasnya tiga wartawan Rusia tewas di Republik Afrika Tengah (CAR) disebabkan penyergapan oleh penyerang yang tidak dikenal.
Organisasi berita online Rusia Investigation Control Center (TSUR) menyampaikan hal itu dalam sebuah postingan di jejaring sosial Facebook pada Selasa kemarin.
Baca: Kapolri Tito Karnavian Hadiri International Business Forum di Singapura
Ketiga wartawan itu diidentifikasi sebagai Orhan Dzhemal, Alexander Rastorguyev dan Kirill Radchenko yang tengah ditugaskan meliput di negara itu.
Para wartawan tersebut tengah menyelidiki kegiatan-kegiatan kelompok Wagner, yang disebut sebagai organisasi kontraktor militer swasta.
Kemenlu Rusia menyampaikan pernyataannya terkait ketiga wartawan yang tewas itu, "Kedutaan Rusia di CAR, sayangnya tidak diberitahu tentang kehadiran wartawan Rusia ini,".
Namun kementerian tersebut tidak memberikan rincian penyebab kematian ketiganya.
Sementara itu, aparat kepolisian setempat tengah bekerjasama dengan kedutaan Rusia untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Rabu (1/8/2018), Henri Depele, Wali Kota Sibut, yang berada sekitar 200 km di timur laut Bangui, mengatakan bahwa para watawan itu tewas sekitar pukul 22.00 waktu setempat pada Senin lalu.
Sedangkan sopir yang membawa mereka selamat dari penyerangan itu.
"Menurut penjelasan si pengemudi, saat mereka berada 23 km dari Sibut, orang bersenjata muncul dari semak-semak dan menembaki kendaraan yang mereka tumpangi, ketiga wartawan itu pun langsung tewas di tempat," kata Depele.
TsUR menyatakan para wartawan pergi ke CAR pada Jumat lalu dan melakukan kontak terakhir pada Minggu malam.
Menyusul laporan kematian mereka, Mikhail Khodorkovsky, yang membiayai TsUR sekaligus merupakan salah satu orang terkaya di Rusia mengatakan, "para wartawan itu bekerja untuk proyek saya, terkait penyelidikan tentang tentara bayaran pribadi Rusia, khususnya kelompok Wagner,".
Situs web milik Khodorkovsky menyatakan, "Mereka adalah orang-orang pemberani yang tidak dipersiapkan hanya untuk memgumpulkan materi dokumenter saja, tapi juga ingin merasakannya secara langsung,".
Pada November 2017 lalu, Khodorkovsky yang juga menjadi pengkritisi Presiden Rusia Vladimir Putin dan tinggal di luar Rusia, mulai mendanai lembaga investigasi yang berfokus pada kasus korupsi negaranya.