Cita-citanya Kerap Diremehkan, Gadis ini Tak Putus Asa & Mampu Buktikan Keberhasilannya
Cita-cita Johanna menjadi viral setelah ia membagikannya di media sosial Twitter.
TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang pasti memiliki cita-cita dan impian.
Meski begitu, banyak orang mendapat cemoohan, bahkan ditertawakan karena impian mereka yang dinilai tak biasa.
Sama yang terjadi dengan seorang gadis di Filipina.
Johanna Lyn Estonilo Inocencio (20) tumbuh di Makati City, kota yang menjadi pusat keuangan Filipina.

Banyak orang menyebutnya sebagai gadis kota karena bertempat tinggal di kota besar.
Dilansir Tribunnews dari Next Shark, Minggu (24/6/2018), cita-cita Johanna menjadi viral setelah ia membagikannya di media sosial Twitter.
Tak sedikit orang yang merasa heran dan terkejut dengan cita-cita Johanna.
Berdasarkan tulisan di Twitter, profesor Johanna di University of the Philippines Los Baños (UPLB) bahkan juga ikut terkejut melihat program studi yang dipilihnya dahulu.
"Seorang profesor suatu hari berkata padaku, 'Bagaimana bisa seorang gadis yang tinggal di Makati memilih belajar Manajemen Agribisnis?'," tulis Johanna.
Namun, ternyata ia mampu membuktikan pertanyaan profesor tersebut salah.
Johanna berhasil lulus menyandang gelar sarjana Manajemen Agribisnis.
Tak hanya itu, saat ini ia tengah mengembangkan pertanian di pusat kota Filipina.
Cuitannya di Twitter pun menjadi viral dan sudah mendapatkan lebih dari 36 ribu suka.
Banyak yang memuji keberhasilan Johanna dalam menempuh masa studinya.
"Wow, program studi yang kamu pilih sering diremehkan, tidak banyak anak muda yang tertarik menekuninya. Selamat!"
"Selamat. Sungguh keputusan yang bijaksana, menolong negaramu dalam hal pertanian untuk memberi makan begitu banyak orang. Cita-citamu memang klasik, semoga kamu menikmatinya dan bisa sukses."
Filipina memang masih sangat bergantung pada bidang pertanian, meski dikategorikan sebagai negara "Industri Baru".
Sementara industri masih mempekerjakan lebih dari seperempat pekerja warga Filipina, minat generasi muda terhadap pertanian semakin menurun.
Dalam sebuah wawancara, Johanna mengungkapkan ia harus melawan stigma tersebut selama kuliah.
"Banyak yang mengatakan, 'Kamu hanya akan menjadi petani setelah lulus'. Yang mengatakan hal semacam itu malah teman-temanku sendiri di Makati. Aku juga melakukan observasi, sekali kamu terjun dalam bidang ini, kamu tidak akan bisa ke mana-mana," katanya.

Meski begitu, Johanna mengaku ia mencintai Manajemen Agribisnis.
Menurut Johanna, mengambil program studi Manajemen Agribisnis bukanlah pilihan yang buruk.
"Pertanian tidak melulu soal bertani. Pertanian itu canggih, karena termasuk bioteknologi, pemodelan tanaman, dan lain-lain," tutup Johanna.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)