Jumat, 3 Oktober 2025

Tiongkok Berharap Pertemuan Trump dan Kim Hasilkan Denuklirisasi Korea

Bagi Negeri Tirai Bambu itu, pertemuan Trump dan menyerukan denuklirisasi menyeluruh untuk menyelesaikan ketegangan di Semenanjung Korea.

The Guardian
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat bertemu kali pertama pada KTT di Singapura 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Tiongkok memuji pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.

Bagi Negeri Tirai Bambu itu, pertemuan Trump dan menyerukan denuklirisasi menyeluruh untuk menyelesaikan ketegangan di Semenanjung Korea.

Baca: Kehidupan Nyata Ana Pinem yang Kontras dari Perannya Sebagai ART, Sosialita hingga Lulusan Sarjana

"Fakta bahwa kedua pemimpin dapat duduk bersama-sama dan memiliki pembicaraan yang sama memiliki arti penting dan positif, dan menciptakan sejarah baru," ujar menteri luar negeri Tiongkok, Wang Yi kepada para wartawan, Selasa (12/6/2018).

"Inti dari masalah nuklir di Semenanjung adalah masalah keamanan. Bagian yang paling penting, sulit bagi AS dan Korea Utara untuk duduk menemukan cara untuk resolusi melalui pembicaraan yang sama," kata Wang.

"Menyelesaikan masalah nuklir, di satu sisi tentu adalah denuklirisasi, yaitu denuliriasi menyeluruh. Pada saat yang sama, ada kebutuhan untuk sebuah mekanisme perdamaian di semenanjung, untuk menyelesaikan masalah keamanan."

Beijing adalah satunya sekutu utama dan mitra dagang utama Korea Utara. Tapi Tiongkok telah mendukung sanksi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menghukum hukuman kepada Korea Utara Utara selama uji nuklir dan rudal.

Meskipun ketegangan, sekutu era perang dingin telah berusaha untuk memperbaiki hubungan baru-baru ini.

Kim juga meminjam sebuah pesawat China Air untuk melakukan perjalanan ke pertemuan puncak di Singapura.

Hal senada juga disampaikan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Ia memuji hasil pertemuan puncak nan bersejarah antara Trump dan Kim Jong-Un.

Menurut Presiden Moon, pertemuan Trump dan Kim sebagai "peristiwa bersejarah" yang mengakhiri konflik perang dingin kedua negara.

"Saya sampaikan secara tulus selamat dan menyambut kesuksesan pertemuan bersejarah," ujar Moon dalam sebuah pernyataan.

"12 Juni, perjanjian Pulau Sentosa akan dicatat sebagai peristiwa bersejarah yang telah membantu mengakhiri perang dingin," katanya.

Moon telah membuat upaya-upaya besar dan memainkan peran penengah untuk membawa perang dingin kembali ke dialog.

Dia memuji keberanian dan tekad Trump dan Kim untuk mengambil langkah berani menuju perubahan.

"Persetujuan tercapai hari ini, kami akan mengambil jalan baru yang maju," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved