Sabtu, 4 Oktober 2025

Demi Idulfitri, Taliban untuk pertama kalinya setujui gencatan senjata sejak 2001

Kelompok Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari dengan tentara pemerintah Afghanistan untuk menghormati perayaan Idulfitri pekan ini.

Kelompok Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari dengan tentara pemerintah Afghanistan untuk menghormati perayaan Idulfitri pekan ini.

Beberapa hari sebelumnya pemerintah Afghanistan meminta Taliban untuk berhenti melakukan serangan selama warga Afghanistan merayakan hari raya mulai 27 Ramadan atau Selasa (12/06) pukul 00.01.

Bagi Taliban ini adalah gencatan senjata pertama sejak pemerintah yang mereka bentuk ditumbangkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001.

Taliban mengatakan selama hari raya mereka tidak akan melakukan serangan, kecuali serangan dengan sasaran pasukan asing.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengatakan gencatan senjata ini adalah kesempatan bagi Taliban untuk 'menyadari bahwa aksi-aksi kekerasan yang mereka lakukan tidak mendapatkan simpati rakyat dan makin membuat mereka terasing'.

Pemerintah Afghanistan menegaskan gencatan senjata hanya belaku bagi kelompok Taliban dan tentara pemerintah akan tetap menggelar operasi militer terhadap kelompok militan lain di negara tersebut seperti kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).

Mengapa baru sekarang?

Gencatan senjata tanpa syarat ditetapkan pemerintah menyusul pertemuan dengan sejumlah ulama yang beberapa hari lalu mengeluarkan fatwa bahwa aksi-aksi kekerasan kelompok militan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Ulama menjadi sasaran serangan bunuh diri ISIS di Kabul pekan lalu yang menewaskan 14 orang.

Taliban tidak memberikan penjelasan mengapa mereka menyepakati gencatan senjata. Pernyataan yang dikeluarkan hanya menyebutkan bahwa mereka mempertimbangkan untuk membebaskan tawanan perang selama para tawanan setuju untuk tak lagi memerangi mereka.

Perempuan Afghanistan
EPA
Ketika Taliban berkuasa, kaum perempuan diwajibkan memakai pakaian yang menutup seluruh badan dan wajah.

Hal lain yang mereka sampaikan adalah gencatan senjata tak berlaku jika mereka diserang dan dalam situasi ini, mereka akan membela diri.

Para pejabat Afghanistan menyambut langkah Taliban, sementara utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Tadamichi Yamamoto, mengatakan diharapkan gencatan senjata ini 'bisa menjadi pitu masuk bagi perundingan damai'.

Bagaimana sikap pasukan asing?

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di Washington mengatakan pasukan AS dan mitra koalisi di Afghanistan akan menghormati dan mematuhi gencatan senjata ini.

Jumlah pasukan asing di Afghanistan turun menjadi sekitar 15.000 personel.

Agustus lalu, Presiden Trump mengumumkan strategi yang lebih agresif di Afghanistan, termasuk meningkatkan frekuensi serangan udara dan membuka kemungkinan menambah jumlah tentara AS di sana.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved