Kim Jong-un: Dunia amati pertemuan bersejarah dengan Presiden Trump
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan seluruh dunia mengamati segala hal yang berkaitan dengan pertemuannya yang bersejarah dengan Presiden

Menjelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa dunia mengamati segala hal yang berkaitan dengan pertemuan bersejarah dengan Presiden Trump di Singapura, Selasa (12/06).
Setibanya di Singapura pada hari Minggu (10/06), Kim Jong-un mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
- KTT Kim-Trump: Pemimpin Korea Utara telah tiba di Singapura
- Pertemuan puncak Trump dan Kim Jong-un di Singapura: Empat hal yang perlu diketahui
- Pertemuan puncak Trump-Kim: Rakyat Korea Utara 'tak tahu banyak'
Dalam pertemuan itu Kim tersenyum lebar seraya mengatakan kepada tuan rumah, "Seluruh dunia mengamati pertemuan puncak antara DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) dan Amerika Serikat, dan terima kasih atas upaya tulus dari Anda ... sehingga kami dapat merampungkan persiapan pertemuan bersejarah."
Biaya pengamanan di Singapura
Kim dan rombongan tiba di Singapura terlebih dulu dengan menggunakan pesawat terbang pinjaman dari Cina.
Beberapa jam kemudian Presiden Trump mendarat di Singapura dengan menggunakan pesawat Air Force One.
Pertemuan mereka tercatat sebagai salah satu peristiwa diplomatik yang paling ditunggu-tunggu selama tahun-tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin Korea Utara bertemu dengan presiden Amerika Serikat yang sama-sama masih menjabat.
Sebelum bertolak ke Singapura, Presiden Trump menyebut bahwa pertemuan ini adalah "satu-satunya kesempatan" untuk perdamaian dan mengatakan bahwa ia dan Kim "berada di teritori yang sangat asing".
Pemerintah Amerika Serikat mengharapkan pertemuan ini akan menjadi proses awal yang pada akhirnya akan membuat Korea Utara mengakhiri proyek senjata nuklirnya. Namun sejauh ini belum jelas apa yang diharapkan oleh Korea Utara.
Tuan rumah, Singapura, menyediakan dana sekitar US$15 juta atau sekitar Rp210 miliar untuk keperluan acara itu. Menurut PM Singapura Lee Hsein Loong, sekitar 50% di antara anggaran itu diperuntukkan bagi pengamanan.
Ia mengaku optimis pertemuan bersejarah ini tidak akan sia-sia.
"Dari sudut pandang kami, pertemuan ini penting diadakan, dan pertemuan menelurkan hasil positif, mewujudkan perkembangan di lintasan baru dan lintasan baru yang dapat mendorong keamanan dan stabilitas di kawasan," paparnya dalam jumpa pers, Minggu (10/06).