Sabtu, 4 Oktober 2025

Pasca pemilu, Malaysia alami euforia sehingga 'sepi' kritikan

Kemenangan bersejarah oposisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia yang disusul pembebasan Anwar Ibrahim untuk sementara tampaknya menenggelamkan

Kemenangan bersejarah aliansi oposisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia Rabu lalu (09/05) yang disusul dengan pembebasan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dari penjara satu minggu kemudian, Rabu (16/05), untuk sementara ini tampaknya menenggelamkan suara-suara miring terhadap pemerintahan baru di bawah PM Mahathir Mohamad.

Mahathir sendiri bukanlah sosok yang 'steril dari dosa' ketika berkuasa di Malaysia selama 22 tahun mulai 1981 hingga 2003.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang tidak mentolerir pembangkangan, di samping sisi-sisi positif yang dimilikinya -seperti pemimpin otoritatif yang karismatik dan pendiri Malaysia modern yang diperhitungkan di panggung internasional.

"Dulu pemimpin-pemimpin saya pernah ditahan berdasarkan Akta Keamanan Dalam Negeri (ISA). Sekarang kita bekerja sama karena semua pemimpin politik telah menepikan perbedaan dan menghapus kebencian yang terjadi dulu, tetapi sekarang kita bekerja bersama untuk membangun Malaysia," jelas Teresa Kok, wakil Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP), salah satu partai komponen di Pakatan Harapan.

Yang dirujuk anggota parlemen itu adalah peraturan yang memungkinkan penahanan tanpa proses pengadilan dan kerap diterapkan untuk membungkam lawan-lawan politik pemerintah.

Di bawah pemerintahan Mahathir Mohamad sebelumnya, politikus veteran DAP, Lim Kit Siang, dijebloskan ke penjara beberapa kali dengan menggunakan ISA, peraturan yang kemudian dicabut pada tahun 2012.

Pencekalan Najib Razak

Kini Mahathir dielu-elukan sebagai pahlawan lagi di tengah skandal dugaan korupsi di badan investasi negara, 1MDB, yang didirikan oleh mantan PM Najib Razak, dan di tengah kesulitan ekonomi yang dialami rakyat biasa.

Dalam hitungan hari setelah diambil sumpah sebagai perdana menteri ketujuh Malaysia, dengan kendaraan Pakatan Harapan yang dulu dimusuhinya, Mahathir Mohamad memerintahkan pencekalan sejumlah mantan pejabat tinggi.

Tak terkecuali mantan PM Najib Razak yang digulingkan dalam pemilu pekan lalu, beserta istrinya, Rosmah Mansor, terkena pencekalan. Najib mengaku sedianya akan berlibur ke Indonesia.

"Prinsipnya tak patut orang dilarang keluar negeri. Saya sebagai ketua Suhakam, hari ini baru mengeluarkan pernyataan bahwa harus ada alasan pencekalan orang-orang," papar Razali Ismail, ketua Suhakam, atau setingkat Komnas HAM di Indonesia.

"Tetapi sebagai rakyat Malaysia, saya paham banyak hal yang telah diperbuat (oleh pemerintahan sebelumnya) yang membuat Malaysia bangkrut. Jadi kalau orang itu salah, diperlukan waktu untuk menyiapkan semuanya. Kalau ia sudah keluar (dari Malaysia) akan susah mencari orang itu."

Ditegaskannya dari segi hak asasi manusia, ia memandang memang langkah perdana menteri baru itu tidak dibenarkan, mencekal warga tanpa alasan resmi.

"Tetapi perdana menteri sedang dalam proses memberikan alasan yang akan diumumkan ke masyarakat. Ini bukan ulah seorang diktator, ini adalah sosok yang berusaha mengoreksi kesalahan," kata Ketua Suhakam, Razali Ismail dalam wawancara dengan BBC News Indonesia lewat telepon, Rabu (16/05).

Suara kritis

Mahathir mengatakan pencekalan Najib Razak ditempuh sebagai langkah pencegahan.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved