Sindir Pejabat PBB yang Menghinanya, Duterte: Anda Mempunyai Kepala Besar, Sayangnya Itu Kosong
"Dengar, Anda mempunyai kepala besar. Sayangnya, itu kosong. Anda tidak intelektual."
Kebijakan The Punisher, julukan Duterte, untuk melawan narkoba mengakibatkan maraknya pembunuhan ekstrayudisial di Filipina.
Versi pemerintah, sejak Juli 2016, perang melawan narkoba sudah merenggut nyawa sekitar 4.000 orang.
Namun, Aliansi Pengacara HAM Filipina (PAHRA) maupun HRW mengestimasi, korban kebijakan Duterte telah menembus 12.000 orang.
Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) pun mengeluarkan pernyataan bakal memulai penyelidikan untuk membuktikan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Duterte.
Sikap ICC membuat Duterte memutuskan keluar dari Statuta Roma, dasar pembentukan ICC. Sebabnya, ICC tidak mempunyai yurisdiksi di negaranya jika merujuk kepada Undang-Undang Sipil yang baru.
Berdasarkan peraturan tersebut, sebuah hukum baru bisa berlaku secara efektif jika dipublikasikan di jurnal pemerintah Official Gazette, atau media massa lain.
Selain itu, Duterte juga menjelaskan kalau hukum internasional tidak boleh mengerdilkan hukum domestik.
Mantan Wali Kota Davao itu menuturkan, pasukan yang memburu pengedar maupun pemakai narkoba tidak bermaksud untuk membunuh.
"Jika ada orang yang tewas, semata-mata karena penegak hukum kami berusaha membela diri," papar presiden yang akrab disapa Digong tersebut.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Duterte Sebut Pejabat PBB yang Menghinanya Berkepala Kosong