Kamis, 2 Oktober 2025

Enam fakta ekonomi yang menjelaskan demonstrasi di Iran

Meski berpredikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di Timur Tengah, Iran menghadapi kesulitan yang memicu rangkaian demonstrasi.

Predikat Iran cukup mentereng. Ekonomi negara tersebut merupakan yang kedua terbesar di Timur Tengah dengan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia, dan terbesar keempat dalam cadangan minyak mentah.

Nyatanya, rangkaian demonstrasi yang meletup pekan lalu dipicu oleh kemarahan atas naiknya harga-harga, tingginya pengangguran, dan salah kelola ekonomi.

Berikut enam fakta yang membantu menjelaskannya.

iran
BBC

Ekonomi Iran mengalami dampak buruk akibat beragam sanksi yang diterapkan komunitas internasional selama bertahun-tahun terkait dengan program nuklir.

Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 1,4% pada 2015, ketika Presiden Hassan Rouhani yang moderat, sepakat dengan enam negara dunia untuk membatasi aktivitas nuklir Iran.

Setahun berikutnya, setelah kesepakatan diterapkan dan berbagai sanksi dicabut, ekonomi melambung secara signifikan dan PDB menyentuh 12,3%, berdasarkan data Bank sentral Iran. Sebagian besar pertumbuhan itu dipicu oleh industri minyak dan gas.

Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan telah menyebar ke sektor migas. IMF memprediksi PDB bisa bertambah 4,2% pada tahun fiskal 2017/2018.

Bagaimanapun, pemulihan ekonomi tidaklah sesignifikan yang diharapkan warga Iran.

Sejumlah analis menunjukkan beragam sanksi AS pada transaksi keuangan masih melekat sehingga banyak perusahaan asing enggan berbisnis dengan Iran.

Memperparah keadaan, pada Oktober 2017, Presiden AS Donald Trump menolak mendukung kesepakatan nuklir yang dibuat Barack Obama dan meminta Kongres mempertimbangkan untuk kembali menerapkan sanksi pada Iran.

iran
BBC

Inflasi telah berfluktuasi di Iran sejak Revolusi Islam pada 1979.

Pada 2013, inflasi mencapai 31%. Hal itu terjadi seiring dengan beragam sanksi yang menyebabkan pemasukan dari sektor minyak berkurang dan pada gilirannya membuat mata uang rial terdevaluasi lebih dari 450%.

Inflasi semakin berkurang di bawah pemerintahan Rouhani. Pada 2016, menurut Bank Sentra Iran, inflasi mencapai 11%. Bank Dunia memperkirakan angkanya berada di bawah 12% selama tiga tahun mendatang.

Presiden Rouhani telah mengusulkan anggaran tahun fiskal yang dimulai Maret 2018. Pada anggaran itu, pengeluaran meningkat menjadi 6% atau US$104 miliar. Akan tetapi, penyesuaian harga pada inflasi akan berkurang.

iran
BBC

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved