Sudah 18 mahasiswa Indonesia diusir dari Mesir: apa kaitan mereka dengan radikalisme?
Pengamat menyebut, kebanyakan mahasiswa Indonesia di Mesir adalah Islam moderat, dan Dubes RI di Kairo mengaku kesulitan menemukan keterkaitan
Ketua Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir, Pangeran Arsyad, mengungkapkan hal senada.
"Aparat Mesir sering melakukan razia untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyusupan," katanya.
"Tahun ini banyak mahasiswa Indonesia yang dideportasi, bukan karena mereka terlibat organisasi teroris, tapi mereka berada di daerah oposisi, atau daerah yang diawasi pemerintah," kata Pangeran.
Dia kemudian menyebut Samanoud. Di kota itu terdapat enam mahasiswa Indonesia yang dideportasi karena, menurutnya, kota itu banyak dihuni kalangan Salafi "yang berseberangan dengan garis politik pemerintah Mesir".
- Cerita sepak terjang Maute bersaudara di Marawi, Filipina
- Jemput bola, ulama Al Azhar dirikan kios tanya jawab agama di stasiun
Sikap aparat Mesir seperti itu tidaklah asing bagi Taufik Damas, alumni Universitas Al Azhar yang kini menjabat wakil katib syuriah Nahdlatul Ulama di Jakarta.
Saat berkuliah di sana, dia mengenang seorang rekannya yang terpengaruh gerakan radikal di Mesir.
"Pengaruhnya belum terlalu jauh, tapi sudah terdeteksi oleh intelijen era Presiden Hosni Mubarak. Pengawasan di sana sangat ketat, sehingga teman yang baru diindikasikan bergaul dengan orang Mesir yang radikal, sudah diciduk oleh pihak keamanan Mesir," kenangnya.

Pelabelan teroris
Dalam riset lembaga kajian Lowy Institute dan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) pada 2016, disimpulkan bahwa sebagian besar dari hampir 5.000 mahasiswa Indonesia di Mesir adalah Muslim moderat yang justru berlawanan dengan ideologi kelompok ISIS.
Nava Nuraniyah, peneliti IPAC menyebut, jumlah mahasiswa yang teradikalisasi di mesir, sangat minim.
Menurut Nava, memang ada kasus Wildan Mukhollad, mahasiswa Indonesia di Mesir yang pada 2013 berangkat ke Suriah untuk bertempur membela ISIS.
Namun Nava menegaskan, kasus itu sangat langka dan tidak bisa digunakan untuk menggeneralisasikan ribuan mahasiswa Indonesia di Mesir.
"Secara garis besar, mahasiswa Indonesia di Mesir adalah moderat," ujarnya.
- Tidak terkait Fethullah Gulen, dua mahasiswi RI dilepaskan aparat Turki
- Satu dari empat pelajar Indonesia 'siap berjihad': Bagaimana sekolah menangkal radikalisme?
- Aparat Filipina bekuk istri petinggi ISIS asal Bekasi
Adapun pendeportasian 18 mahasiswa Indonesia sepanjang tahun 2017, Nava mengingatkan untuk mencermati kasus mereka satu demi satu.
"Kalau misalnya ada yang teradikalisasi, dilihat dulu kelompoknya. Apakah Ikhwanul Muslimin, Salafi, atau ISIS?"