Militer Filipina Buru Calon Pimpinan ISIS Asia Tenggara dan Sisa Militan di Marawi
Menurut juru bicara militer, Restituto Padilla, ada 20-30 militan yang tersisa di Marawi, termasuk enam sampai delapan militan asing.
Ia menjadi juru hubung untuk orang asing yang ingin bergabung dan bertempur di Filipina atau bergabung dengan ISIS di Timur Tengah.
"Bukan hanya orang Indonesia dan Malaysia menghubungi Dr Mahmud... dia adalah juga dihubungi warga Bangladesh di Malaysia yang ingin bergabung dengan pertempuran di Mindanao," ujar Direktur IPAC Sidney Jones kepada Reuters.
Rohan Gunaratna, seorang analis di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, menggambarkan Mahmud sebagai "pemimpin yang paling penting di Asia Tenggara".
Ahmad El-Muhammady, seorang dosen di International Islamic University Malaysia (IIUM) dan penasehat polisi kontra-terorisme,mengatakan Mahmud sering diminta membiayai operasi ISIS.
Kota Marawi telah hancur selama lima bulan dihantam serangan militer terhadap kelompok Abu Sayyaf dan Kelompok Maute yang sudah bergabung ke ISIS. Lebih dari 1.000 orang telah tewas, termasuk sekitar 800 militan.
Baca: 6 Fakta Driver Ojek Online Canti Irma Aulia, Curi Perhatian Saat Demo di Bandung
Dalam kunjungannya ke lokasi pertempuran, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan kota Marawi kini sudah "dibebaskan dari teroris" setelah lima bulan pertempuran melawan militan Abu Sayyaf dan Kelompok Maute yang tergabung dalam ISIS.
Demikian deklarasi Duterte dalam pidatonya memuji keberhasilan operasi tentara di Marawi dimana mereka telah berjuang melawan para militan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan membuat 400 ribu orang harus mengungsi.
"Dengan ini saya menyatakan Marawi sudah bebas dari para teroris," tegas Duterte.
(AP/CNA/ABS-CBN/AFP/Reuters)