Senin, 6 Oktober 2025

Drama TV Inggris tentang Korea Utara mendapat serangan siber

Para peretas Korea Utara dikabarkan melalkukan serangan siber trhadap sebuah perusahaan televisi Inggris yang membuat sebuah drama tentang negara

Para peretas Korea Utara dikabarkan melakukan serangan siber trhadap sebuah perusahaan televisi Inggris yang membuat sebuah drama tentang negara tersebut.

Serial yang akan ditulis oleh seorang penulis skenario nominasi Oscar ini untuk sementara ditangguhkan pembuatannya.

Pada bulan Agustus 2014, saluran televisi Channel 4 mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai sebuah serial drama baru yang 'berani dan provokatif.'

Drama berjudul Opposite Number , menceritakan tentang seorang ilmuwan nuklir Inggris yang dipenjara di Korea Utara.

Namun perangkat komputer milik perusahaan Mammoth Screen yang terlibat dalam produksi film itu kemudian mendapat serangan siber.

Proyek pembuatan film ini masih mandek karena pihak perusahaan gagal menggalang dana, kata perusahaan itu.

Kewalahan

Para pejabat Korea Utara menanggapi dengan marah saat pertama kali rincian serial televisi itu diungkap. Pyongyang menggambarkan alur film tersebut sebagai sebuah 'lelucon fitnah' dan meminta pemerintah Inggris untuk mencegah pembuatan serial tersebut untuk menghindari tercederainya hubungan kedua negara.

Ternyata Korea Utara melakukan tindakan lebih dari sekedar protes, dengan meretas jaringan komputer perusahaan yang berada di belakang pembuatan film tersebut.

Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh harian New York Times , yang menyebut bahwa Channel 4 adalah korban serangan itu, namun BBC mendapati bahwa target yang disasar para peretas itu sebenarnya adalah Mammoth Screen .

Matt Charman
Getty Images
Penulis skenario drama Opposite Number, Matt Charman pernah dinominasikan meraih Oscar untuk film berjudul Bridge of Spies yang disutradarai Steven Spielberg pada tahun 2015.

Serangan tersebut tidak menimbulkan kerusakan, namun kemunculan para peretas Korea Utara dalam sistem tersebut menimbulkan kekhawatiran luas mengenai apa yang mungkin mereka lakukan.

"Mereka kewalahan," kata seorang eksekutif televisi dari perusahaan lain kepada BBC, saat menjelaskan kekhawatirannya.

Intelijen Inggris juga telah mengetahui akan serangan tersebut.

Kekhawatiran semakin bertambah, karena Sony Pictures pernah mengalami serangan siber berat pada bulan November 2014.

Sebuah kelompok yang menamakan diri Guardian of Peace mengklaim bahwa mereka berada di belakang aksi peretasan tersebut, namun para petinggi AS mengatakan mereka yakin Korea Utara lah yang bertanggung jawab.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved