Penduduk Myanmar Lebih Nyaman Pakai Sarung Ketimbang Celana
Para pria pada umumnya menggunakan celana, baik panjang atau pendek saat beraktivitas di luar rumah.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Para pria pada umumnya menggunakan celana, baik panjang atau pendek saat beraktivitas di luar rumah.
Namun, berbeda ketika melihat kehidupan pria di Myanmar saat mereka melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Terlihat di setiap ruas pejalan kaki atau trotoar di Yangon, Myanmar, banyak pria berseliweran memakai kain sarung, entah itu pemuda ataupun orang tua.
Baca: Apakah yang dikatakan Aung San Suu Kyi soal krisis Rohingya benar adanya?
Meski demikian, masih ada pemuda atau remaja kekinian yang mengenakan celana jeans atau celana jogger.
Sarung yang digunakan itu memiliki nama sendiri.
Di sini, dikenal dengan nama Longji atau Longyi.
Baca: Pemerintah Indonesia Akan Beri Pelatihan Kepada Tenaga Medis di Rakhine State
Longyi tidak seperti sarung yang umum dipakai di Indonesia yakni bermotif kotak-kotak.
Di sini, Longyi memiliki berbagai motif.
Tidak melulu garis vertikal atau horizontal.
Namun, motif berbentuk menyilang atau zig-zag banyak ditemukan di sini.
Baca: PM Bangladesh Desak PBB Lindungi Etnis Rohingya yang Mengungsi Dari Myanmar
Uniknya, mereka para pria memiliki tempat tersendiri untuk menyimpan dompet, telepon genggam, bahkan rokok.
Untuk rokok atau dompet, para pria biasa menyimpan dibalik kaus dalam, sementara telepon genggam biasa diselipkan di Longyi bagian belakang dekat pinggul.
Begitupun wanita, mereka lebih suka mengenakan Longyi ketimbang rok ataupun celana.
“Lebih nyaman memakai Longyi. Bisa bergerak bebas,” ujar seorang warga yang lumayan pandai berbahasa Inggris itu.