Jumat, 3 Oktober 2025

Keluarga Ngamuk atas Kebakaran Pesantren Kuala Lumpur Tewaskan Bocah 12 Tahun

Hal itu membuat para santri yang ada di dalam asrama terjebak dan tak bisa menyelamatkan diri.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
Star Online
Puing-puing sisa kebakaran pesantren di Malaysia. 

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Keluarga korban kebakaran pesantren di Kuala Lumpur, Malaysia, mengamuk atas insiden mematikan tersebut.

Kebakaran yang terjadi di Datuk Keramat, Kuala Lumpur, Kamis (15/9/2017), itu menewaskan sedikitnya 23 santri dan dua penjaga asrama.

Termasuk di antara yang tewas adalah bocah 12 tahun bernama Mohamad Haikal Abdullah, yang merupakan santri dari Pusat Pendidikan Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah itu.

Keluarga Haikal dikabarkan mengamuk setelah mengetahui bahwa penyebab kematian puluhan santri dalam insiden itu adalah karena pintu keluar satu-satunya pesantren itu terbakar.

Hal itu membuat para santri yang ada di dalam asrama terjebak dan tak bisa menyelamatkan diri.

"Yang kami tahu, hanya ada satu jalan keluar, tapi para santri tak bisa melewatinya lantaran sudah dilahap api," kata saudara Haikal, Faizal Abdullah, Kamis (14/9/2017).

"Tak heran para santri itu jadi tak bisa menyelamatkan diri. Tapi bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi? Kami ingin dapat penjelasan atas itu," ujar Faizal.

Otoritas setempat mengklaim bahwa pesantren tersebut telah membuat perubahan struktur pada bangunan pesantren, namun belum mendapat izin dari departemen pemadam kebakaran.

Klaim tersebut dibantah oleh pihak pesantren.

Berpenduduk mayoritas muslim, Malaysia mengalami ledakan jumlah pesantren, yang saking banyaknya sampai membuat banyak pesantren luput dari pengawasan Kementerian Pendidikan.

Pesantren-pesantren yang demikian biasanya didapati melanggar regulasi, yang berujung pada merebaknya masalah-masalah terkait keamanan dan keselamatan dalam pesantren.

Baca: DPR Minta Polisi dan Kemenkes Telusuri Peredaran Obat PCC

"Termasuk munculnya laporan-laporan soal kebakaran, penganiayaan, dan kematian santri-santri akibat itu," komentar seorang ulama, Mohamad Asri Zainul Abidin.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan banyak pesantren yang enggan mengikuti regulasi pemerintah karena tidak ingin urusan administrasinya terganggu.

Butuh waktu satu jam bagi pemadam kebakaran untuk memadamkan api, yang dimulai di lantai atas gedung pesantren bertingkat tiga tersebut.

Kebakaran terjadi di dekat pintu asrama pondok pesantren laki-laki.

Menurut petugas senior pemadam kebakaran Abu Obaidat Mohamad Saithalimat, penyebab kebakaran diyakini akibat hubungan arus pendek.

Polisi masih mencari korban dan menyelidiki penyebab kebakaran. (Today Online/AP)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved