Kabur dari Myanmar, 20 pengungsi Rohingya tenggelam di Bangladesh
Aparat Bangladesh menemukan 20 jenazah dari komunitas Rohingya yang tenggelam saat berupaya kabur dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar.
Aparat Bangladesh menemukan 20 jenazah dari komunitas Rohingya yang tenggelam saat berupaya kabur dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar.
Dari 20 jenazah tersebut, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Seorang petugas dari Dinas Penjaga Pantai Bangladesh mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sejumlah migran berusaha kabur menggunakan "kapal nelayan reyot" yang kurang layak mengarungi lautan ganas di sekitar Bangladesh.
- Foto-foto 'penyiksaan kaum Rohingya': yang palsu dan yang asli
- Warga Rohingya: 'Menakutkan, desa dibakar, banyak anak dan orang tua terpisah'
- Krisis terbaru Rohingya: bagaimana seluruh kekerasan bermula?
- Indonesia desak Myanmar segera pulihkan stabilitas di Rakhine

Ke-20 jasad itu adalah korban terkini yang muncul dalam upaya pelarian komunitas Rohingya sejak 25 Agustus lalu hingga kini. Secara keseluruhan, lebih dari 100 orang yang meninggal dalam periode tersebut.
Aparat Bangladesh mengatakan banyak orang melakukan segala cara untuk kabur dari Myanmar, termasuk dengan kapal.
Pejabat PBB di Bangladesh memperkirakan sebanyak 27.400 orang telah melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh per Kamis (31/08). Jumlah itu meningkat signifikan dari 18.000 orang sehari sebelumnya.
Para pekerja di sejumlah organisasi amal menyebutkan bahwa para pengungsi berada "dalam kondisi yang sangat memerlukan bantuan". Bahkan, beberapa di antara pengungsi mengalami luka tembak.
"Orang-orang mengalami trauma," kata Sanjukta Sahany dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Eksodus besar-besaran
Mir Sabbir, wartawan BBC di Cox's Bazar, Bangladesh, menyebutkan bahwa ratusan orang Rohingya berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di sepanjang jalan depan kamp pengungsi Kutupalong. Sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak, lapornya.
Mereka melintasi perbatasan Myanmar dalam gelap guna mencapai kamp pengungsian tersebut. Jika ketahuan, mereka akan dihalau kembali ke Myanmar.
Namun, kalaupun dihalau, mereka akan kembali berupaya ke Bangladesh. Banyak dari mereka yang kehilangan anggota keluarga.
- Attaullah, pemimpin gerakan Arakan yang 'membela Muslim Rohingya'
- Apakah isu Rohingya berpotensi 'menjadi medan' jihad?
- Anak-anak Muslim Rohingya 'kehilangan' orang tua
- Rohingya di Myanmar: Kebenaran, kebohongan dan Aung San Suu Kyi

Eksodus besar-besaran ini terjadi setelah sekelompok gerilyawan Rohingya, yang menamakan diri Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), menyerang pos polisi Myanmar sehingga menewaskan 12 orang, pada 25 Agustus. Puluhan militan dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut dan bentrokan susulannya.
Pascaserangan, pengungsi Rohingya yang ditemui di Bangladesh mengaku rumah-rumah mereka dibakar dan banyak orang dibunuh.
Wartawan AFP yang mengunjungi desa-desa yang dilanda konflik mengatakan asap rumah-rumah yang dibakar terlihat membumbung ke angkasa.