Unggah Foto Seksi Sambil Menyusui, Anak Presiden Kyrgyztan Tuai Cibiran dari Orangtua dan Warganya
Foto anak perempuan termuda presiden Kyrgyzstan mengenakan pakaian dalam sambil menyusui bayinya memicu perdebatan
Dia berbicara mengenai kesenjangan generasi dan upayanya untuk memahami dan berkompromi dengan orangtuanya, paling tidak mengenai aktivitasnya di media sosial.
"Ibu saya menerima pesan dari teman-temannya mengenai saya," kata dia. "Sekarang, saya sendiri merupakan seorang ibu, saya mengetahui apa yang ibu saya alami dalam membesarkan saya".
Aliya merupakan pendukung aktif anak-anak penyandang downs syndrome dan hak binatang, tetapi jelas tidak memiliki ambisi politik.
Orang-orang di Kyrgyzstan memiliki ingatan mengenai anak-anak dua presiden sebelumnya yang terlibat dalam politik dan bisnis - kedua pemimpin itu digulingkan.
Tetapi, pemimpin yang sekarang telah berjanji anak-anaknya tidak akan terjun ke politik.
Kyrgyzstan merupakan republik eks-Soviet yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Secara sosial merupakan konservatif tetapi dapat menerima perempuan yang menyusui di depan publik.
Perempuan tampak di taman-taman atau tempat publik lain tengah menyusui bayi-bayi mereka tetapi biasanya berupaya dan menutup payudaranya menggunakan sepotong kain.
Ketika foto Shagieva diunggah, sejumlah pengguna media sosial berpikir tak perlu mengunggah sebuah foto momen yang intim; yang lainnya mencelanya karena tidak sopan.

Dan fotonya yang tengah menyusui menarik perhatian sampai di luar Kyrgyzstan - dipublikasikan oleh koran dan situs di sejumlah negara termasuk di Eropa.
Banyak pengguna media sosial memujinya karena mendobrak hal yang tabu seputar tubuh perempuan.
Pertanyaan mengenai menyusui di ruang publik menjadi debat di banyak negara, termasuk Inggris - di mana seorang perempuan diminta menutup payudaranya ketika menyusui bayinya di restoran terkenal di London Claridges Hotel pada tiga tahun lalu. Kasus itu memicu kemarahan.
Ketika BBC dalam berbagai bahasa menyiarkan wawancara dengan Aliya Shagieva, memicu perbincangan online.
Hasilnya menunjukkan, adanya perbedaan budaya dan praktik menyusui di negara-negara Muslim.