Menhankam Jepang Mengundurkan Diri, Menlu Fumio Kishida 'Diburu' Wartawan
Menlu Jepang Fumio Kishida pagi ini dicecar berbagai pertanyaan karena dianggap lambat memberikan informasi.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Fumio Kishida pagi ini dicecar berbagai pertanyaan karena dianggap lambat memberikan informasi kepada wartawan setelah Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada mengundurkan diri sejak Jumat (28/7/2017).
"Menhankam Jepang mengundurkan diri. Lalu Menlu mengantisipasi memberikan jumpa pers 10 jam setelah peluncuran rudal Korea Utara (Korut). Bagaimana tanggapan menteri?" tanya seorang wartawan kepada Kishida dalam jumpa pers, Sabtu (29/7/2017) pagi.
Menanggapi pertanyaan wartawan tersebut Kishida pun menjawab, "Saya telah menjalankan kerja semaksimal mungkin dengan semua energi saya tetapi tidak mengalami kekosongan dalam hal sekuriti. Saya rasa tidak ada yang tidak cukup dalam upaya ini. Saya mau melanjutkan semua upaya ini mengantisipasi masalah ini."
Kishida melakukan pembicaraan per telepon dengan Menlu Amerika Serikat Rex Tillasonon, Sabtu (29/7/2017) pagi terkait peluncuran rudal Korut kemarin malam.
Keduanya sepakat bahwa tindakan Korut adalah tindakan provokatif peluncuran ICBM yang tak dapat dimaafkan.
Baca: PM Jepang Shinzo Abe Protes Keras Peluncuran Rudal Korea Utara
Oleh karena itu perlu dilakukan tekanan sekuat mungkin kepada Korut oleh masyarakat internasional.
Kedua negara sepakat untuk kerja sama dalam resolusi Dewan Keamanan PBB termasuk tindakan ketat menghadapi Korut dan akan mendekati China maupun Rusia.
Kesepakatan ketiga mengenai pentingnya perluasan pencegahan agar tindakan yang dilakukan Korut ini jangan sampai terulang kembali di masa depan.
Kishida juga berjanji akan secepatnya menelepon Menlu Korea Selatan Kang Kyung-hwa guna mengkoordinasi serta tukar informasi mengenai kasus peluncuran rudal Korut kemarin malam waktu Jepang.
Rudal meluncur di udara selama lebih dari 45 menit dengan jarak jelajah 1.000 km, ketinggian 3.500 km dan jatuh di laut sekitar 200 km barat semenanjung Shakotan Kepulauan Okushiri Hokkaido.
Tidak ada korban atau luka di kalangan warga Jepang.
Selama Februari hingga kini Korut sudah meluncurkan 12 rudal dan yang berhasil dianggap pengamat militer terbaik, kali ini yang kedua kali sejak 4 Juli 2017.
"Diperkirakan tahun 2018 ICBM Korut kemungkinan akan sempurna dan dapat mencapai benua Amerika Serikat," ungkap sumber militer Jepang kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/7/2017).