Sabtu, 4 Oktober 2025

Berita KBR

Kabul, Ibu Kota Afghanistan Yang Berdiri Kembali Pasca Konflik

Beberapa dekade lalu, Kabul hanyalah kota kecil yang berpenduduk ribuan jiwa saja. Tapi sekarang ini menjadi metropolis ramai yang dihuni jutaan orang

Kondisi jalanan Kabul. (Foto: Shadi Khan Saif) 

TRIBUNNEWS.COM - Ibu kota Afghanistan, Kabul, adalah salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Rumah dan pasar baru bermunculan di semua tempat dan jalanan makin ramai setiap hari. Tapi pertumbuhan itu tidak dibarengi pertumbuhan infrastruktur.

Setelah penantian panjang, akhirnya proyek layanan Metro Bus pun dimulai. Nantinya ini akan menjadi satu-satunya bentuk angkutan umum di Kabul.

Lalu, bagaimana keadaan Kabul kini? Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Asia Calling produksi Kantor Berita Indonesia (KBR).

Beberapa dekade lalu, Kabul hanyalah kota kecil yang berpenduduk beberapa ribu jiwa. Tapi sekarang ini adalah kota metropolis ramai yang dihuni jutaan orang.

Untuk berkeliling kota sungguh tidaklah mudah karena tidak adanya angkutan umum. Kebanyakan orang berkeliling kota dengan mobil dan taksi. Kondisi lalu lintas sangat macet, berisik dan polusi udara terasa mencekik.

Tidak ada bus, trem atau kereta api tapi Anda masih bisa menemukan kuda dan gerobak untuk membawa Anda ke tempat tujuan.

Seperti keluarganya yang lain, Mohammad Mayel bekerja sebagai kusir di Kabul. Namun, menurutnya profesi ini mungkin akan segera berakhir.

“Saya sudah menjalani profesi ini selama 10 tahun terakhir. Tapi kuda dan gerobak sudah tidak diminati lagi. Tidak banyak lagi yang tersisa di kota ini, sekitar 20an saja.”

Dulu pernah ada trem listrik beroperasi di pusat kota Kabul. Tapi itu berjalan tidak lama dan kini menjadi pengingat tentang waktu sebelum invasi Soviet dan perang sipil tahun 1990an, yang memporakporandakan kota ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan di ibu kota menjadi relatif lebih damai. Ratusan ribu pengungsi telah dipulangkan dan kota ini mulai berkembang lagi.

Menurut perkiraan resmi, Kabul dihuni 4,6 juta jiwa. Tapi ada angka tidak resmi yang menyebut penduduk Kabul mencapai enam juta jiwa.

Pertumbuhan yang cepat tentunya punya konsekuensi. Kesediaan layanan publik, yang kondisinya rusak parah pasca konflik bertahun-tahun, harus segera dibenahi. Salah satunya adalah transportasi.

 “Sudah ada perbaikan seperti pembangunan beberapa jalan baru. Tapi sejujurnya pemerintah dan penduduk Kabul perlu belajar dan berbuat lebih banyak lagi untuk memperbaiki sistem transportasi kota,” kata Mohammadi.

Admin: Sponsored Content
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved