Minggu, 5 Oktober 2025

Tak Jua Diajak Gabung Uni Eropa, Erdogan Ancam Berlakukan Eksekusi Mati

Presiden Turki Recep Erdogan mengancam akan kembali memberlakukan eksekusi mati

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUN/BIRO PERS
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) memberikan pesan solidaritas pada rakyat Indonesia saat ngevlog bareng Presiden Joko Widodo di Ankara, Turki, Kamis (6/7/2017). Jokowi mengunjungi Turki untuk melakukan kerjasama antar kedua negara, sebelum melanjutkan berangkat ke Jerman guna menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. TRIBUNNEWS/BIRO PERS 

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Erdogan mengancam akan kembali memberlakukan eksekusi mati lantaran tak kunjung diajak bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Dalam upacara peresmian tugu peringatan untuk 250 korban tewas kudeta rezim Turki pada 2016 lalu, Erdogan menuduh UE selama ini tak serius dalam menanggapi niat Turki untuk bergabung dengan UE.

Hal itu disampaikan Erdogan, Minggu (16/7/2017), di Ankara, Turki.

"Posisi Uni Eropa sudah jelas sekali. Sudah 54 tahun berlalu dan mereka masih saja seperti bermain-main," ucap Erdogan.

"Kita akan menangani ini dengan cara kita. Tak ada pilihan lain," katanya lagi.

Selain itu, UE juga dinilai gagal untuk menepati janji terkait kesepakatan visa untuk membantu imigran dari Suriah.

Erdogan mengatakan dirinya akan "tanpa ragu" menyetujui pemberlakuan kembali eksekusi mati, jika parlemen mengajukan demikian.

Sinyal tersebut dinilai menunjukkan Pemerintah Turki mendukung hukuman mati untuk para pelaku yang diduga terlibat upaya kudeta pada 2016 lalu.

Sedangkan, dukungan Erdogan terhadap pemberlakuan kembali eksekusi mati dipandang UE sebagai niat untuk menjauhi Eropa.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa Turki tidak akan mendapatkan keanggotaan Uni Eropa jika Turki memberlakukan kembali eksekusi mati.

"Turki sebaiknya melangkah lebih dekat Eropa, bukan malah menjauhi kami," kata Jean-Claude.

Ia juga menyebutkan bahwa Turki yang demokratis, stabil, dan ekonominya berhasil adalah penting bagi Uni Eropa. (VOA/Reuters)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved