Tak Jua Diajak Gabung Uni Eropa, Erdogan Ancam Berlakukan Eksekusi Mati
Presiden Turki Recep Erdogan mengancam akan kembali memberlakukan eksekusi mati
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Erdogan mengancam akan kembali memberlakukan eksekusi mati lantaran tak kunjung diajak bergabung dengan Uni Eropa (UE).
Dalam upacara peresmian tugu peringatan untuk 250 korban tewas kudeta rezim Turki pada 2016 lalu, Erdogan menuduh UE selama ini tak serius dalam menanggapi niat Turki untuk bergabung dengan UE.
Hal itu disampaikan Erdogan, Minggu (16/7/2017), di Ankara, Turki.
"Posisi Uni Eropa sudah jelas sekali. Sudah 54 tahun berlalu dan mereka masih saja seperti bermain-main," ucap Erdogan.
"Kita akan menangani ini dengan cara kita. Tak ada pilihan lain," katanya lagi.
Selain itu, UE juga dinilai gagal untuk menepati janji terkait kesepakatan visa untuk membantu imigran dari Suriah.
Erdogan mengatakan dirinya akan "tanpa ragu" menyetujui pemberlakuan kembali eksekusi mati, jika parlemen mengajukan demikian.
Sinyal tersebut dinilai menunjukkan Pemerintah Turki mendukung hukuman mati untuk para pelaku yang diduga terlibat upaya kudeta pada 2016 lalu.
Sedangkan, dukungan Erdogan terhadap pemberlakuan kembali eksekusi mati dipandang UE sebagai niat untuk menjauhi Eropa.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa Turki tidak akan mendapatkan keanggotaan Uni Eropa jika Turki memberlakukan kembali eksekusi mati.
"Turki sebaiknya melangkah lebih dekat Eropa, bukan malah menjauhi kami," kata Jean-Claude.
Ia juga menyebutkan bahwa Turki yang demokratis, stabil, dan ekonominya berhasil adalah penting bagi Uni Eropa. (VOA/Reuters)